Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dinilai akan lebih menguntungkan, banyak petani kakao di Sumatra Utara (Sumut) yang kini beralih ke pola pertanian organik. Menurut petani, saat menggunakan pupuk kimia, petani bisa panen raya sekali per empat bulan. Tapi itu pun petani harus menghadapi serangan hama berupa busuk buah yang sangat merugikan petani. Karena potensi gagal panen sangat besar.
Tapi setelah beralih ke organik, panen kakao petani kini lebih stabil. Petani bisa mendapatkan sekitar 3-5 buah/pokok/minggu. Meski setelah beralih ke pola organik tidak ada lagi panen raya, tapi panen buah yang stabil membuat petani lebih untung.
"Hama juga lebih sedikit setelah ke organik. Hama busuk buah yang jadi momok bagi petani, kini berkurang. Dulu waktu menggunakan kimia, petani banyak yang tidak paham bagaimana mengelola tanaman kakaonya. Sekarang sudah banyak belajar karena terus dibina," kata petani kakao di Desa Sangga Lima Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, Suparmin, Selasa (11/2/2020).
Suparmin mengatakan, petani Kakao sebagian besar hanya mengganti cara pengelolaan tanamannya ke organik. Jadi tanaman yang sebelumnya sudah ada tetap dipertahankan. Meski diakui petani butuh waktu lebih dari setahun untuk peralihan dari kimia ke organik karena harus menyuburkan tanah dulu, tapi kini petani mulai menikmati hasilnya.
Diakui Suparmin, sekarang belum semua petani 100% beralih ke organik. Karena jika mengikuti sesuai aturan, agak sulit karena banyak sekali peraturannya. Tapi petani terus menyesuaikan agar sesuai standar organik.
"Kami melihat pola pertanaman organik memang lebih bagus. Tentu diharapkan ini bisa digalakkan agar kualitas buah yang dihasilkan semakin bagus. Dan nanti, itu bisa membuat tanaman kakao kembali berjaya," kata Suparmin.
Pengamat pertanian Sumut, Prof Abdul Rauf, mengatakan, tanaman kakao di Sumut sebenarnya sangat potensial asalkan sistem agribisnisnya hingga ke produk hilir (produk turunan hingga ke tingkat konsumen).
Ada sejumlah daerah di Sumut yang jadi sentra tanaman kakao. Salah satunya Langkat. Tanaman ini memang menjadi salah satu produk unggulan perkebunan Sumut dan masuk lima besar.
"Karena itu, sangat layak dikembangkan. Tapi karena sekarang 'pemainnya' didominasi petani, maka dinas terkait harus intensif agar bisa menghasilkan produksi yang bisa memenuhi kebutuhan pasar. Apalagi petani sudah mendukungnya dengan kini mulai mengalihkan pengelolaan tanamannya ke organik," kata Rauf.