Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Empat Forum Strategis di Sumatra Utara (Sumut) menyampaikan pandangannya pasca aksi unjuk rasa save babi Senin (10/2/2020), dengan mengajak masyarakat Sumut tidak terpecah belah.
Bahwa apa yang menjadi tuntutan massa unjuk rasa save babi, adalah hak yang dijamin konstitusi. Sehingga tidak perlu menggoreng-gorengnya, apalagi sampai menghasut dan memprovokasi satu sama lain.
Masyarakat Sumut yang akhirnya rugi kalau persaudaraan di Sumut yang sudah berlangsung baik selama ini, menjadi terusik dan tercerai berai. Hal itu terungkap dalam pertemuan 4 Forum Strategis di Sumut, di Kantor Badan Kebangpol Sumut, Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (11/02/2020).
Adapun 4 forum strategis Sumut itu adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Tim Pelestarian Budaya (TPB).
Sekretaris FKUB Sumut, Erick Barus, mengatakan perlu tetap terjaminnya pelestarian budaya dan kearifan lokal dan juga peningkatan ekonomi masyarakat Sumut. Menurutnya untuk mewujudkan itu, Sumut harus dalam suasana yang kondusif.
"Dan harapan kita, ada komunikasi yang terus terbangun antara masyarakat dan pemerintah agar masalah-masalah yang ada sekecil apapun bisa diselesaikan sehingga tidak berkembang menjadi masalah besar," ujarnya.
Menyikapi aksi save babi dan juga virus babi serta masalah lainnya di Sumut, ujar Ketua FPK Sumut, Arifinsyah menambahkan, diharapkan tokoh-tokoh lintas etnis melihat Sumut untuk kepentingan yang lebih luas.
"Bahwa ada hal hal yang kurang berkenan kita duduk bersama untuk kencari solusi. Apa yang disampaikan gubernur, kita pahami secara baik, jangan ada memplintir bahasa-bahasa yg mngarah e provokasi," ujar Arifinsyah.
Sementara itu Ketua TPB Sumut Dto Adil Freddy Haberham menambahkan ternak babi menjadi bagian penting dalam adat suku Batak. Tetapi masyarakat diharapkan tidak mempolitisir persoalan.
Menurutnya yang diberantas adalah virus pada babi, yaitu dengan cara pengendalian dan pencegahan. "Marilah kita dukung program gubernur memberikan yang terbaik di Sumut dari sisi budaya dan kesehatan," ujarnya mengajak.
Pertemuan itu juga dihadiri Kepala Badan Kesbangpol Sumut, Anthony Siahaan, dan para kepala bidang, dimana usai pertemuan, Anthony menerima rekomendasi agar disampaikan lebih lanjut kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan masyarakat Sumut.
Beberapa poin rekomendasi yang dirumuskan, yakni mengajak masyarakat Sumut agar tetap tenang menghadapi virus babi. Kemudian mendukung langkah-langkah Pemprov Sumut sebagaimana yang diinstruksikan Gubernur Edy untuk melakukan penyendalian dan pencegahan penyebaran virus hog kolera dan ASF.
Selain itu, mengajak masyarakat Sumut untuk tetap hidup rukun dan damai dalam ikatan kekeluargaan dengan tetap bertoleransi sebagai perwujudan kearifan lokal.
Kepala Badan Kesbangpol Anthony Siahaan mengharapakan agar masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu atau informasi tidak benar terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Sebab, menurutnya, Gubernur Edy Rahmayadi tidak pernah punya niat untuk memusnahkan seluruh hewan ternak babi milik masyarakat. Untuk itu, dirinya meminta masyarakat jangan mudah terpecah belah akibat informasi yang tidak benar.
"Dalam rangka menjaga ikatan kebersamaan kita, jangan terpecah bela atau tergores karena adanya peristiwa unjuk rasa save babi kemarin," sebutnya.
Anthony juga berharap seluruh masyarakat dapat bersama-sama membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan. "Untuk itu marilah kita bersama membangun bersama Sumatra Utara. Salah satu caranya dengan membantu pemerintah mewujudkan programnya melalui membangun desa menata kota," ujarnya.