Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi diharapkan menengahi polemik antara kelompok Save Babi dengan kelompok yang menolak gerakan Save Babi. Peran Gubernur Edy penting agar polemik itu tidak berkepanjangan dan masyarakat Sumut tetap kondusif.
Demikian dikatakan salah seorang perantau asal Sumut yang juga Sekjen Batak Center, Jerry RH Sirait kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (12/2/2020).
"Kami yakin Gubernur Edy bijaksana melihat situasi ini. Gubernur Edy harus mengutamakan kondusivitas rakyatnya dan mengambil tindakan untuk semua kepentingan," kata Jery.
Menurut Jerry, pada dasarnya gerakan Save Babi lebih kepada aspirasi ekonomi, tidak punya muatan lain. Bila pun ada reaksi atas aksi itu, semangatnya harus tetap dalam bingkai kebersamaan. Jerry yakin masyarakat Sumut dewasa terhadap ragam pendapat.
Seperti diberitakan, rencananya Koalisi Umat Islam Sumut akan menggelar aksi damai sebagai respon atas aksi damai kelompok Save Babi yang berlangsung di kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (10/2/2020) lalu.
Koalisi Umat Islam Sumut berencana demo pada Jumat (14/2/2020) ke kantor DPRD Sumut. Salah satu isu yang dibawa menolak Hari Kedaulatan Babi yang dikampanyekan massa Save Babi.
Salah satu kelompok yang akan bergabung dalam demo menolak Save Babi tersebut adalah Sumut Bermartabat. "Ini reaksi atas aksi," kata Juru Bicara Sumut Bermartabat, Abdul Hakim Siagian ketika dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, (12/2/2020).
Pengacara yang juga mantan anggota DPRD Sumut dari Partai Amanat Nasional ini mengatakan, ada keresahan yang muncul pasca aksi demo Save Babi. Wacana-wacana yang muncul dalam aksi itu dinilai sangat mengganggu. Semisal wacana memperjuangkan kedaulatan babi. Padahal, sebelum ini masyarakat luas sudah dilanggar hak-haknya dengan banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai, ke laut dan di banyak tempat lain pasca terserang virus.
"Kesannya sekarang mereka korban, padahal kita yang merasakan keresahan itu. Kalau save babi mestinya tidak dibuang ke mana-mana," kata Hakim.
Hal lain yang mengganggu dari aksi Save Babi ini, menurut Hakim, aksi itu digerakkan oleh fitnah. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menurutnya tidak pernah berencana memusnahkan babi.
"Kita yang hak-hak kita terganggu, ini menjadi problem dan jadi masalah. Dari berbagai kelompok, tempat tinggal, membangun komunikasi. Sebab kesan, kalau tidak direspon ini mace mmana pula babi berdaulat," kata calon anggota DPD 2019-2024 ini.
Aksi Tolak Save Babi ini, menurut dia, tak lain sebagai sebuah upaya saling mengingatkan bahwa Sumut bukanlah milik sekelompok.
"Apalagi kita orang Toba ini pendatang di sini. Ini tanah Melayu, Islam. Ini yang perlu kita ingatakan. Kan kita bersaudara ini," ungkapnya.
Dalam pesan berantai di WA berisikan ajakan aksi Jumat, ada empat poin pernyataan Koalisi Umat Islam Sumut. Pertama, menolak Hari Kedaulatan Babi, kedua, jangan mengusik dan memancing umat Islam mayoritas marah, ketiga, mendukung Pemprovsu memberantas virus kolera babi, dan mendukung lokalisasi perternakan babi. Rencananya, massa akan berkumpul di Masjid Raudhatul Islam, di belakang Hotel Emerald Garden, Jalan Putri Hijau, Medan, lalu menuju gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan.