Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan.Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumatera Utara (Sumut) menilai polemik soal pemusnahan babi ini bukan karena agama, melainkan persoalan ekonomi masyarakat. Untuk itu, PGK meminta agar soal gerakan #savebabi tidak digiring karena adanya pertentangan agama.
"Inikan persoalan ekonomi masyarakat, soal adanya babi mati karena hog cholera, peternak merugi. Bukan karena persoalan agama," ujar Ketua PGK Sumut, Hendra Hidayat, di Medan, Kamis (13/02/2020).
"Soal pemusnahan babi yang selama ini kita dengar bahwa itu diutarakan Gubsu Edy Rahmayadi juga sudah diklarifikasi bahwa itu tidak benar. Gubsu tidak berniat memusnahkan babi," jelasnya.
Hendra mengimbau masyarakat baiknya tidak terpengaruh dengan propaganda yang mengatakan ini persoalan agama.
"Kalau ada yang bilang ini persoalan agama jelas menyesatkan, memecah belah. Kita semua tau bahwa sejak awal tidak ada narasi seperti itu. Ini hanya dibuat orang-orang yang ingin memecah belah kita," jelas Hendra.
BACA JUGA: Aksi Tolak Gerakan Save Babi Tetap Digelar Jumat, Estimasi Massa 2.000 Orang
Koalisi Umat Islam Mau Demo Tolak Gerakan Save Babi, Gubernur Edy: Sudahlah, Hentikan Itu!
Hendra juga meminta agar aksi #savebabi maupun menolak #savebabi dihentikan. Selain itu dia meminta agar pemerintah segera mengambil tindakan cepat menyelesaikan persoalan babi mati karena terjangkit hog cholera.
"Baiknya dua gelombang aksi dihentikan. Sudahi saja. Kita tunggu saja pemerintah untuk menyelesaikan persoalan hog cholera ini. Dan tentu kita berharap agar pemerintah bergerak lebih cepat menyelesaikannya," tandasnya.
Seperti diketahui setelah ada aksi massa #SaveBabi, kelompok menamakan diri Koalisi Umat Islam Sumut juga akan menggelar aksi sebagai bentuk reaksi dari aksi sebelumnya yang menetapkan 10 Februari (102) sebagai Hari Kedaulatan Babi. Massa dari Koalisi Umat Islam Sumut dengan tegas menolak hal tersebut.