Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Medan, Ferdinandus Manik dan mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Medan, Ali Rahman meminta jangan ada yang memperkeruh suasana terkait polemik babi. Pernyataan Gubernur Edy yang menegaskan bahwa tidak ada pemusnahan babi harusnya sudah menjawab keresahan masyarakat. Dengan begitu, polemik ini mestinya sudah selesai.
"Seharusnya masalah ini tidak perlu lagi dibesar-besarkan, karena Gubernur Edy juga telah menyatakan tidak akan ada pemusnahan babi di Sumatera Utara. Itu sekaligus menjawab keresahan masyarakat yang tergabung dalam gerakan Save Babi," kata Ketua PMKRI Medan, Ferdinandus Manik kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (13/2/2020).
Sebaiknya Gubernur Edy, lanjut Ferdinandus, segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi polemik ini. Hal itu untuk mencegah pergesekan konflik antar kelompok masyarakat yang pro dan kontra gerakan #savebabi ini.
BACA JUGA: Rencana Aksi Koalisi Umat Islam Tolak Save Babi Tunggu Arahan Langsung Gubernur Edy
Secepatnya Gubernur Edy harus mengundang beberapa pihak termasuk para tokoh agama dan para perwakilan peternak babi yang menjadi korban virus ini agar membicarakan solusi yang tepat agar tidak terjadi pergesekan sosial di masyarakat.
Hal sama juga dikatakan mantan Ketua Umum PMII Medan, Ali Rahman. Ia berharap polemik ini harus disudahi karena rentan dengan perpecahan.
Gubernur Edy, kata Ali, mesti mengambil langkah-langkah yang tepat agar polemik ini tidak meluas dan menimbulkan perpecahan.
"Jangan sampai ada pihak-pihak yang terzolimi. Terkait soal virus ASF yang menyerang ternak babi, perlu ada kajian mendalam, sehingga dapat diambil solusi untuk mengatasinya dan mengakomodir kepentingan bersama," katanya.