Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gerakan Medan Berkah menggelar diskusi, Kamis (13/2/2020). Budayawan, akademisi, mahasiswa, dan ikatan asristek turut meramaikan kegiatan yang digagas oleh Bobby Nasution itu.
Budayawan, As Atmadi mengungkapkan suatu identitas jika tidak dipelihara dengan budaya dan filosofi akan rusak.
"Seperti kekayaan kuliner yang merupakan kebanggaan orang Medan, jika tidak dirawat dengan budaya, maka akan rusak rasanya," ujarnya melalui keterangan, Jumat (14/2/2020).
As Atmadi juga mengatakan, pendekatan kebudayaan sangat penting untuk menciptakan identitas kota. Termasuk dalam menentukan pemimpin Kota Medan ke depan.
"Ikan busuk itu kepalanya duluan. Untuk itu, harus dipikirkan bagaimana membudayakan pemimpin di Kota Medan agar bisa berbudaya saat memimpin," tuturnya.
Sementara Pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Peranita Sagala menyebut Medan adalah kota yang dibentuk oleh sungai dan tanahnya sangat subur.
"Sangat memungkinkan menjadikan sungai sebagai salah satu identitas kota," ujar Peranita.
Aktivis Komunitas Medan Membaca itu juga mencontohkan penataan sungai di Korea yang berdampak pada perekonomian masyarakat.
"Di Indonesia juga ada contoh salah satu sungai di Yogyakarta. Hanya saja Kota Medan harus siap dengan konsep-konsep itu. Tidak asal main gusur warga pinggiran sungai tanpa solusi," kata Peranita.
Peranita juga menyinggung soal Lapangan Merdeka Medan yang direncanakan direvitalisasi tahun ini. Ia berharap pembangunannya tetap mempertahankan landscape Lapangan Merdeka.
Manajer Komunikasi Gerakan Medan Berkah, Muhammad Asril, mengatakan, diskusi yang digagas Bobby Nasution itu lebih kepada mendengar masukan stakeholder dan elemen rakyat tentang Medan Identity.
"Dalam diskusi ini disimpulkan bahwa multikultural dan budaya merupakan potensi kearifan lokal yang bisa dijadikan identitas kota Medan," pungkasnya.