Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Cirebon - Kasus gigitan ular weling yang tewaskan balita di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggemparkan masyarakat. Adila (4), balita perempuan meninggal dunia akibat digigit ular weling di bagian telapak kakinya saat tertidur pulas.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Adila sempat koma selama lima hari. Ular weling yang menggigit Adila itu masuk di kediamannya di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Ular berbisa itu masuk ke kamar Adila.
Banyak mitos di masyarakat yang muncul terkait cara mencegah ular, maupun cara menangani bisa ular. Salah satunya mitos menabur garam agar ular tak masuk ke rumah. Ingin tahu mitos lainnya, yuk simak hasil wawancara detikcom dengan salah seorang peminat dan praktisi ular, Andi Yudha Asfandiyar.
1. Menabur Garam
Menurut Andi, menabur garam di depan rumah merupakan salah satu mitos. Andi menjelaskan tidak ada penjelasan ilmiah tentang kandungan garam yang mampu mengusir kedatangan ular. "Tidak ada pengaruhnya sama sekali. Garam itu bisa digunakan untuk mengusir hewan sejenis pacet, lintah dan lainnya. Jadi garam tidak bisa mengusir ular," kata Andi kepada detikcom, Jumat (14/2/2020).
Andi menerangkan salah satu upaya untuk menghalau ular agar tak masuk ke rumah adalah dengan menutup cela atau lubang rumah. Kemudian, tak membiarkan adanya hewan atau mangsa ular hidup di sekitar rumah, seperti tikus.
"Kalau ular pohon itu biasanya masuk melalui angin-angin rumah, biasanya melalui pohon merambat yang ada di dalam rumah. Perlu menutup celah atau akses masuk ular, seperti di bawah pintu dan sebagainya,"
2. Ular Jadi-jadian
Andi menyebutkan masyarakat kerap mengaitkan ular dengan hal-hal klenik. Masyarakat kerap menganggap ular yang masuk ke rumah merupakan jelamaan dari makhluk gaib. Bahkan, diangap sebagai kiriman dari salah seorang melalui ilmu santet dan lainnya.
"Pernah dengar ular jejaden (jadi-jadian)? Nah ini salah satu mitos. Sangatlah mitos. Dianggap jelmaan dari orang yang mengirim (makhluk gaib)," kata pehobi ular ini.
3. Balas Dendam
Salah satu mitos yang juga berkaitan dengan klenik adalah ular mampu membelas dendam terhadap orang yang membunuhnya. Menurut Andi, tak ada penjalan secara ilmiah tentang ular yang mampu membalas dendam.
"Ketika dibunuh (ular) bisa balas dendam. Ini tidak ada," kata Andi yang saking sukanya ular menamai kelas sekolah PG dan TK di Bandung yang dimilikinya dengan nama-nama ular.
Andi menerangkan membunuh ular adalah salah satu jalan ketika terdesak. Terlebih lagi, ular yang hendak menggigit atau melawan saat diamankan adalah jenis ular berbisa.
"Ketika membahayakan ya sah saja dibunuh. Tapi itu pun dengan cara yang benar, jangan sampai digeprek kepalanya. Karena bisa mengakibatkan kantong bisanya pecah dan menyebar," kata Andi.
4. Disemprot Parfum dan Karbol
Tak sedikit masyarakat yang menganggap kandungan parfum dan karbol bisa mengusir ular. Menurut Andi, anggapan tersebut sangat keliru. "Ya itu mitos juga. Tidak ada hubungannya antara parfum, karbol dan ular. Itu hanya mengusir sesaat. Bisa balik lagi," katanya.
5. Bisa Sembuh Saat Digigit Kedua Kalinya
Ada salah satu tradisi masyarakat yang membahayakan korban gigitn ular. Korban gigitan ular berbisa dibiarkan tinggal di depan rumah, tujuannya untuk menunggu ular yang menggigit korban balik lagi, agar korban digigit kedua kalinya. Masyarakat meyakini korban bisa sembuh ketika mendapatkan gigitan ular untuk kedua kalinya itu.
Andi menerangkan tradisi tersebut merupakan mitos. Bahkan bisa membahayakan nyawa korban. "Ini mitos. Korban malah meninggal lah, itu tidak benar. Korban gigitan ular itu harus ditangani dengan benar. Minum air kelapa juga mitos, tidak ada pengaruhnya," kata Andi.
6. Menyedot Darah Korban
Andi menerangkan salah satu mitos yang berbahaya saat menangani gigitan ular adalah menyedot bagian luka gigitan. Menurut Andi, cara demikian bisa mengakibatkan bisa menyebar ke organ tubuh lainnya melalui pembuluh darah.
"Saat menyedot itu pembuluh darah yang di rongga mulut kita membuka, ini memungkinkan untuk bisa menyebar. Ini mitos," katanya.
7. Semua Ular Berbisa
Terakir, awamnya pengetahuan masyarakat terkait ular berbisa dan tidak. Andi menilai tak sedikit masyarakat yang masih menganggap semua ular berbisa. Padahal, lanjut Andi, dari sekitar 470 jenis ular di Indonesia, hanya lima persennya yang berbisa.
"Yang biasa ditemukan itu, jenis ular berbisa adalah cobra, king cobra, ular tanah, welang, weling, dan picung. Rata-rata yang berbisa itu bentuknya kecil," katanya.dtc