Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pemprov DKI Jakarta mengimbau para perajin ondel-ondel tidak menyewakan ikon budaya Betawi itu digunakan untuk mengamen. Salah seorang perajin menceritakan awal mula ondel-ondel dipakai mengamen.
"Kalau buat dingamenin, dari dulu sebelum orang tua saya memang kagak boleh. Soalnya, khusus buat acara-acara saja," kata Abdul Halif alias Alif dari Sanggar Mamit Cs di Kampung Ondel-ondel, Jalan Kembang Pacar, Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020).
Ondel-ondel, disebutnya, digunakan saat acara seperti sunatan atau pernikahan adat Betawi. Namun, saat tidak ada kegiatan, ondel-ondel 'nganggur' sehingga lantas dipakai mengamen dengan tujuan promosi.
"Kan orang kagak tahu tadinya yang punya sanggar mana nih, mau manggil. Kita terjun ke jalan supaya orang tahu tempatnya di mana, kita kasih kartu nama gitu. Tadinya prinsipnya dingamenin supaya orang tahu panggilan acara rumahnya di mana," ucap Alif.
"Itu tadi keterusan. Kita buat lestarikanlah," imbuhnya.
Alif mengaku tahu ondel-ondel sebetulnya tidak boleh digunakan mengamen. Dia pun berharap ada wadah resmi tempat ondel-ondel dapat beratraksi secara rutin.
"Tolonglah cari tempat, wadah, yang enak buat sanggar-sanggar resmi ini, di tempat yang layak, enak, gitu aja kayak semacam di Monas, Ancol, atau di Taman Mini. Kita ditaruh di tempat situlah biar kita pertunjukan seminggu dua kali," kata Alif.
Hal serupa disampaikan perajin lainnya, Renggo. Dia ingin ada tempat resmi yang difasilitasi Pemprov DKI untuk ondel-ondel.
"Harus kasih tempatlah karena dari yang ngamen kebudayaan ondel-ondel jadi tahu. Kasih tempat buat nyari duit kan yang pengangguran berkurang," kata Renggo.dtc