Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Ketua Komisi II DPRD Medan, Aulia Rahman mengaku prihatin terhadap ratusan nelayan tradisional dan skala kecil di Kampung Kurnia, Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan yang tidak melaut karena banyaknya kapal pukat trawl yang menangkap ikan teri di zona tangkapan nelayan tradisional.
"Saya sangat prihatin melihat kondisi seperti ini, karena para nelayan tidak bisa mencari nafkah. Sudah hampir dua bulan tak melaut. Kapal-kapal pukat trawl menangkap ikan di zona tangkapan nelayan kecil, sehingga semua ikan teri terangkut dalam pukat trawl," ujar Aulia Rahman, Senin (17/2/2020).
Dikatakan wakil rakyat dari Dapil 2 Kota Medan ini, masalah pukat trawl rencananya dalam waktu dekat ini akan dibahas dalam rapat lintas fraksi di DPRD Medan, karena dinilai sudah menyengsarakan nelayan skala kecil.
Terpisah, Ketua Aliansi Nelayan Kecil dan Modern Indonesia (ANKM) Kota Medan Abdul Karim Syahrial Lubis (60) mengeluhkan aktivitas kapal 10 GT milik pengusaha perikanan Gabion Belawan melakukan penangkapan ikan teri hingga ke tepi laut.
"Seharus kapal-kapal penangkap ikan yang memiliki mesin 10 GT di atas 10 mil, bukan di bawah 5 mil perairan laut Belawan yang merupakan zona penangkapan ikan nelayan skala kecil," ujar Syahrial.
Akibatnya, hasil tangkapan ikan teri nelayan tradisional dan nelayan berskala kecil lainnya, merosot tajam bahkan nyaris tidak tidak ada hasil tangkapan. Bahkan, sudah hampir dua bulan sebagian besar nelayan Kampung Kurnia tak bisa melaut.
Tokoh nelayan Kampung Kurnia ini menyebutkan, bila aktivitas para pemilik kapal 10 GT ke atas tidak ada mendapat tindakan dari pemerintah bila melakukan penangkapan di zona nelayan tradisional, maka ratusan nelayan akan mendatangi Kantor Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SPDKP) yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan.
Ia menyebutkan, nasib nelayan pukat teri berskala kecil kini semakin merana karena sejak dua bulan terakhir sulit mendapatkan ikan teri, bahkan sudah berhari-hari melaut, tangkapan mereka minim. Sementara, kapal-kapal 10 GT yang mayoritas milik pengusaha perikanan di Gabion Belawan yang beroperasi menggunakan alat tangkap modern dilengkapi komputer yang bisa mendeteksi habitat ikan teri dan biota laut lainnya memperoleh hasil tangkapan melimpah ruah.
"Kami meminta SPDKP dan Diskanla Sumut agar menertibkan aktivitas kapal-kapal 10 GT yang menangkap ikan di zona tangkap nelayan berskala kecil," ujar Syahrial menekankan.