Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengurus Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kota Medan mengusulkan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution agar Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Medan menggunakan pakaian adat Melayu setiap hari Jumat.
“Medan merupakan Tanah Deli, makanya kami berharap agar ASN di Pemko Medan dapat mengenakan pakaian adat Melayu sebagai salah satu upaya pelestarian kebudaayaan Melayu. Pemakaiannya bisa dilakukan dua kali dalam sebulan, misalnya Minggu pertama dan keempat. Selebihnya bisa menggunakan pakaian adat daerah lainnya,” ujar Ketua MABMI Medan, Suami Johan saat bertemu Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution di Balai Kota, Senin (17/2/2020).
Syahmi melaporkan kepada Akhyar, kepengurusan mereka terpilih berdasarkan hasil musyawarah daerah yang telah dilaksanakan Desember 2019.
“Selain memperkenalkan diri, kami juga mengundang kehadiran Plt Wali Kota untuk menghadiri acara pelantikan MABMI Kota Medan di Gedung Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sutomo Medan, Jumat (28/2). Dalam pelantikan nanti, kami juga mengharapkan diberikan arahan dan masukan demi perkembangan dan kemajuan MABMI,” kata Syahmi.
Sebagai organisasi tempat berkumpulnya warga Melayu, Syahmi pun ingin melestarikan budaya Melayu di Kota Medan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengusulkan kepada Plt Wali Kota agar ASN di lingkungan Pemko Medan dapat mengenakan pakaian adat Melayu pada hari Jumat, dimana ASN pria mengenakan teluk belanga, sedangkan ASN wanita mengenakan baju kurung.
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution juga menyampaikan ucapan terima kasih atas sejumlah usulan yang ditawarkan, terutama mengenakan pakaian adat Melayu bagi ASN di lingkungan Pemko Medan pada hari Jumat.
Akhyar pun berjanji akan menindaklanjutinya, sebab banyak daerah yang telah mengenakan pakaian dalam bekerja. Ia selanjutnya minta dukungan MABMI dalam mendukung pembangunan di Kota Medan.
“Pembangunan yang kita lakukan tidak boleh lari dari budaya, sebab membangun kota bukan membangun monumen melainkan peradabannya,” ujarnya.
Pembangunan melalui budaya ini, jelas Akhyar, tentunya akan membuat Kota Medan memiliki ciri khas tersendiri. “Jadi mari kita bangun bersama peradaban Kota Medan lewat budaya yakni budaya tertib, sopan santun, tolong menolong dan saling menghargai. Artinya, budaya menjadi kekuatan bagi kita untuk membangun demi terwujudnya Medan Rumah Kita yang layak huni, tenang, aman dan nyaman,” harapnya.