Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Keputusan pengusaha Sumatra Utara (Sumut) untuk lebih menggunakan dana sendiri ketimbang meminjam dari bank, membuat serapan kredit perbankan Sumut seret. Data Bank Indonesia (BI), total penyaluran kredit perbankan Sumut tahun 2019 mencapai Rp 226 triliun atau hanya tumbuh 2,2% dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 221 triliun. Bahkan, ini menjadi pertumbuhan terendah dalam 3 tahun belakangan.
"Karena tahun 2018, kredit perbankan Sumut masih bisa tumbuh 7,9% dan di tahun 2017 masih dua digit yakni 10,8%," kata Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Selasa (18/2/2020).
Wiwiek mengatakan, keputusan pengusaha maupun korporasi untuk menggunakan dana sendiri akan menjadi PR pihaknya tahun ini. Karena itu, BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah sepakat bagaimana mendorong korporasi untuk menggunakan pembiayaan dari bank.
Wiwiek mengatakan, jika merujuk pada pertumbuhan investasi sekitar 8% sementara penyaluran kredit hanya 2%, sudah jelas terlihat bahwa dana yang digunakan merupakan milik sendiri. Karena untuk investasi, sumbernya bisa dari dalam dan luar negeri. Dari kredit domestik dan Penanaman Modal Asing (PMA). Jadi jika tidak dapat dari bank atau sumbangan dari pemerintah maupun PMA, berarti memakai dana sendiri.
"Juga terlihat dari simpanan korporasi yang turun. Meski tidak punya data masing-masing korporasi, tapi penurunan simpanan ini bisa menjadi indikasi jika pengusaha lebih menggunakan dana sendiri. Jadi untuk ekspansi perusahaan, mereka menarik dana-dana yang ada di perbankan," kata Wiwiek.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, keputusan pengusaha untuk lebih menggunakan dana sendiri karena dinilai lebih aman. "Banyak juga bank yang menawarkan back to back. Jadi memberikan pinjaman sesuai dengan deposito yang dimiliki pengusaha," katanya.
Dikatakan Laks, dengan kondisi ekonomi yang tidak terlalu bagus, keputusan pengusaha sudah tepat. Apalagi saat ini, bunga pinjaman di perbankan masih tinggi. Meski sudah ada yang mematok sekitar 9,5%, tapi masih ada yang dua digit.
Untuk tahun ini, kata Laks, masih terlalu dini untuk memprediksi apakah pengusaha akan menggunakan dana sendiri atau dari bank. "Masih pertengahan Februari. Jadi belum tahu karena bisa dibilang masih awal tahun. Jadi untuk usaha-usaha belum terlihat ekspaninya maupun rencana-rencana bisnis lainnya," kata Laks.