Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebagai akibat dari wabah virus corona (Covid-19) yang melanda dunia, terutama di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), telah berdampak langsung terhadap persediaan stok masker di Indonesia. Bahkan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan, stok yang ada di apotek maupun distributor di Kota Medan, saat ini sudah kehabisan.
Salah seorang petugas di salah satu apotek di kawasan Sukaramai, Susan mengatakan, di tempatnya malah sudah sejak beberapa hari ini tidak lagi menjual masker. "Kami sekarang sudah nggak ada menjual lagi. Soalnya sudah kosong," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (18/2/2020).
Selain kosong, jelas Susan, harganya juga sudah melambung tinggi. Sebelum isu wabah virus corona muncul, harga masker hanya dijual Rp 25 ribu, namun kini sudah naik menjadi Rp 120 ribu. "Begitupun, stoknya juga tidak ada," jelasnya.
Sementara itu, Ahmad salah seorang petugas pada salah satu Apotek di kawasan Jalan AR Hakim menyebutkan, kekosongan stok masker ditempatnya berada sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. Padahal kata dia, masyarakat yang mencari keberadaan masker karena dampak global virus corona.
"Malah ada yang sampai meninggalkan nomor kontak agar bisa mendapatkan masker dari kita," ujarnya.
Ahmad mengatakan, kekosongan stok masker ini memang sudah berlaku mulai dari tingkat distributor hingga ke apotek. Dia sendiri mengaku tidak mengetahui secara pasti, apa penyebab dari kosongnya stok masker tersebut.
"Mungkin karena permintaannya yang tinggi. Makanya di distributor pun kosong," terangnya.
Terpisah, Ketua Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Sumatera Utara (Sumut) Amin Wijaya menyebutkan, stok ketersediaan masker memang telah kosong ditingkat distributor sejak sekitar dua-tiga pekan terakhir. Menurutnya, stok ini kosong lantaran ketersediaannya yang sebagian besar harus di impor dari RRT.
"Permintaan masker kan sedang banyak. Karena ini panik semua terkait corona," sebutnya.
Amin menjelaskan, sebagian besar masker yang beredar di Indonesia terutama di Sumut, produsennya juga kebanyakan berasal dari Tiongkok. Padahal, untuk Tiongkok saja, kebutuhannya kini sangat besar untuk memenuhi kebutuhan masker warganya.
"Tapi sebetulnya kita disini tak perlu panik begitu, karena sampai sekarang tidak terdeteksi adanya virus corona. Yang penting, seperti imbauan dari Depkes agar selalu mencuci tangan, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup," tuturnya.
Namun begitu, Amin membeberkan, menurut informasi yang dia baca, Tiongkok sedang membangun banyak pabrik untuk memproduksi masker. Malah, ada satu pabrik, imbuhnya, dalam sehari mampu memproduksi hingga sebanyak 10 juta unit masker.
"Sebelum ini, mereka (Tiongkok) harus impor dari tempat lain untuk masker ini. Karenanya saya kira, sebentar lagi masker juga sudah kembali banjir," pungkasnya.