Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Semarang - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengusulkan agar pengabdian kepala desa bisa menjadi syarat kelulusan kuliah. Sehingga kepala desa bisa mendapat gelar sarjana sesuai dengan bidang dalam memimpin desa.
Hal itu diungkapkan Abdul Halim dalam acara Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2020 yang digelar di The Holy Grand Marina, Kota Semarang. Abdul Halim mengatakan usulan itu sudah disampaikan ke Kemendikbud dan disambut baik karena sejalan dengan program Kampus Merdeka yang dicanangkan Kemendikbud.
"Saya mengusulkan agar mahasiswa tidak hanya membuat skripsi sebagai persyaratan meraih predikat sarjana, gantinya skripsi, mahasiswa bisa mengabdi di desa untuk aplikasi ilmunya dan membantu desa semakin cepat berkembang," kata Abdul dalam acara yang dihadiri kepala desa se-Jateng, Semarang, Selasa (18/2/2020).
"Jadi nanti para kepala desa, bisa memanfaatkan program ini. Mahasiswa yang datang, bisa diajak berdiskusi untuk menyelesaikan masalah desa dan menyusun program-program pembangunan di desa," tegasnya.
Abdul menjelaskan, kepala desa punya masa jabatan enam tahun per periode dan bisa menjabat tiga periode. Sehingga masuk akal pengabdian kepala desa bisa untuk mengantarkan kepala desa mendapat gelar sarjana ketika desa yang dipimpin maju.
"Jadi nanti para kepala desa, bisa memanfaatkan program ini. Mahasiswa yang datang, bisa diajak berdiskusi untuk menyelesaikan masalah desa dan menyusun program-program pembangunan di desa," tegasnya.
"Kepala desa enam tahun pertama lulus bisa lulus S1. Walau tidak duduk di (kelas) kuliah, tapi kuliah di lapangan. Pasti komunikasi dengan dosen dan teman-temannya," ujarnya.
Ia sempat menyinggung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang merupakan Ketua Kagama agar ikut membantu usulan tersebut. Ganjar yang juga hadir dalam acara itu pun menyambut baik usulan Mendes Abdul.
"Ini ide yang sangat bagus. Saya mendukung penuh ide ini karena desa memang butuh kaum-kaum cendekiawan untuk maju," kata Ganjar.
Di Jawa Tengah, lanjut Ganjar, potensi sumber daya pendidikan tinggi sangat besar. Beberapa perguruan tinggi juga sudah banyak berkecimpung dalam pembangunan di desa.
"Ada yang menggarap desa wisata, desa tangguh bencana dan lainnya. Dengan program ini, maka pendampingan masyarakat desa akan semakin sempurna," tutupnya.dtc