Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melaporkan anggaran terhadap pembangunan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) subsidi akan kembali diturunkan setelah tahun sebelumnya juga sempat diturunkan cukup drastis.
Sebagaimana diketahui, untuk tahun 2020 ini, anggaran untuk pembangunan KPR subsidi diturunkan menjadi hanya untuk 152.000 unit rumah. Jumlah itu turun drastis dari anggaran tahun 2019 yang masih mampu membangun sebanyak 230.000 unit rumah dan lebih turun lagi dibanding anggaran 2018 sebanyak 280.000 unit.
"Mengenai program pemerintah tentang sektor perumahan, tiap tahun kan turun terus, sebenarnya apa yang menyebabkan penurunan anggaran tersebut?" ujar Anggota Komisi XI DPR RI Putri Komaruddin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komplek Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansyuri pun langsung menjelaskan alasan diturunkannya anggaran KPR Subsidi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
"Memang kalau kita lihat, kuota dari perumahan bersubsidi di tahun 2020 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama karena di tahun 2020 tidak ada lagi program subsidi SSB (Subsidi Selisih Bunga) baru yang disalurkan oleh pemerintah," ujar Pahala.
Pahala menjabarkan terkait skema SSB ini sudah ada dari tahun-tahun sebelumnya yang dalam alokasi APBN, pemerintah selalu menyiapkan dana sebesar Rp 3,6 triliun. Akan tetapi, semenjak tahun ini, pemerintah memutuskan untuk fokus mengalokasikan dananya pada KPR Subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
KPR Subsidi berskema FLPP ini tetap ditujukan khusus untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Perbedaan antara kedua skema itu adalah KPR FLPP pendanaannya berasal dari pemerintah dan bank, sedangkan SSB berasal dari bank penyalur, sedangkan peran pemerintah dalam skema tersebut adalah dengan memberi potongan bunga kredit.
"Nah, memang FLPP ini dengan jumlah dana sebesar Rp 9,5 triliun memang berbeda dengan program SSB karena misalnya untuk program FLPP mungkin sekitar Rp 1 triliun itu pengaruhnya terhadap perumahan itu mungkin hanya kurang lebih sekitar 10.000 - 11.000 unit rumah saja, karena memang, dengan FLPP , dananya itu adalah dana bergulir," kata Pahala.
"Sementara itu untuk SSB misalnya dengan hanya Rp 1 triliun saja itu total yang bisa disalurkan itu bisa berkisar 140.000 unit perumahan. Sehingga ini lah yang menyebabkan jumlah unit yang bisa dibangun tahun ini lebih sedikit dari tahun sebelumnya," katanya.dtc