Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pro-kontra PLTA Batang Toru yang menjadi polemik selama ini ditanggapi beragam oleh berbagai kelompok masyarakat. Termasuk ada kecurigaan polemik ini merupakan imbas perang dagang Cina-Amerika Serikat (AS). Hal itu dikatakan salah seorang pejabat di Pemkab Tapanuli Selatan saat berbincang dengan medanbisnisdaily.com di sela seminar terkait Orangutan Tapanuli yang digelar PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE), di Hotel Cambridge, di Medan, Rabu (19/2/2020).
Narasumber yang tak mau namanya disebut itu mengatakan, isu soal Orangutan Tapanuli yang terancam karena proyek itu sebenarnya bisa diatasi dengan aturan dan komitmen bersama, sehingga tidak harus membatalkan proyek PLTA Batang Toru, yang juga penting sebagai sumber energi terbarukan. Tidak hanya oleh PT NSHE, tapi juga perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di sekitar kawasan hutan.
"Kalau saya melihatnya, ini sudah politik tingkat tinggi. Imbas perang dagang Cina-Amerika. Kan jelas kelompok yang menolak itu aktivis lingkungan yang berbasis di Amerika, sedangkan investor PLTA Batang Toru itu dari Cina," katanya.
Pro kontra ini, lanjutnya, harus disikapi dengan bijak dengan mengundang para stakeholder untuk duduk bersama. Pemahaman bersama harus ada sehingga nantinya tidak ada klaim-klaim atau tudingan baru yang kontraproduktif.