Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bursa calon ketua umum Partai Demokrat kian memanas dengan mencuatnya nama kedua putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Partai Demokrat pun disarankan membuka konvensi caketum untuk melepaskan diri dari anggapan 'partai keluarga'.
Pengamat politik Hendri Satrio menilai sudah menjadi rahasi publik jika Demokrat adalah 'partainya SBY' dan tidak seperti partai lain yang semua kadernya berpeluang menjadi ketua umum. Ketokohan SBY di Partai Demokrat dinilainya sangat kental.
"Tapi sih saya yakin masyarakat juga sudah paham partai seperti Demokrat, PDIP, yang sangat kental ketokohannya, sulit untuk lepas dari kekentalan tokoh itu. Makanya kalau SBY lengser, ya pasti akan turun ke anaknya yang juga menyandang darah SBY, ya kalau nggak ke Ibas, (ke) AHY," kata Hendri kepada wartawan, Kamis (20/2/2020).
Hendri menilai tak ada masalah jika selama ini nama AHY digadang-gadang akan menggantikan sang ayah. Namun, menurutnya, AHY perlu menampilkan sesuatu yang spesial untuk menarik dukungan masyarakat.
"Tapi memang perlu ada hal spesial untuk mengangkat AHY ke permukaan. Nggak bisa hanya didukung oleh kader Demokrat saja, tapi masyarakat juga harus mendukung. Caranya gimana? Ya menampilkan sosok AHY yang beda dengan sosok AHY yang pernah tampil di Pilgub Jakarta," ujar Hendri.
Di sisi lain, Hendri menilai Ibas sangat dekat dengan kader Demokrat karena sudah lebih dulu berkarier di politik sebelum AHY. SBY pun diminta untuk berhati-hati dalam menentukan penggantinya, karena AHY maupun Ibas dinilai memiliki kelebihan masing-masing.
"Ibas, di satu sisi sangat dekat dengan kader-kader Demokrat, karena yang masuk ke politik lebih lama kan memang Ibas. Dia jadi anggota DPR, dia jadi Sekjen. Maka menurut saya, harus hati-hati juga Pak SBY menentukan, karena memang popularitas dimiliki oleh AHY, tapi kedekatan jaringan akar rumput kader-kader Demokrat saya rasa Mas Ibas lebih kuat," jelasnya.
Karena ketokohan SBY yang kental, Hendri pun mengusulkan agar SBY membuat terobosan dengan membuka konvensi calon ketua umum Partai Demokrat. Konvensi itu akan bisa diikuti semua kader.
"Tapi ya kalau kemudian Demokrat dituding sebagai partai keluarga, ya itu sih wajar-wajar aja, dan menurut saya juga Pak SBY nggak keberatan juga. Kecuali memang SBY membuat terobosan. Apa itu? Ya membuat konvensi calon ketua umum Partai Demokrat, di mana semua kadernya boleh ikut, termasuk anak-anaknya, Ibas dan AHY," ungkap Hendri.
Jika Demokrat membuka konvensi, Hendri meyakini pamor partai itu akan naik. Menurutnya, Demokrat akan dianggap menjunjung tinggi demokrasi dan tidak hanya mengandalkan ketokohan.
"Nanti kita lihat kadernya pilih siapa di konvensi itu sebagai ketua umum yang menggantikan SBY. Saya rasa kalau terobosan itu terjadi, wah pamor Demokrat akan naik luar biasa, karena sudah melakukan hal-hal yang benar-benar menjunjung tinggi demokrasi di dalam partai politik dan tidak hanya mengandalkan ketokohan jalur darah," imbuhnya.
Hendri mengatakan konvensi adalah jalan terbaik bagi Partai Demokrat untuk memilih calon pemimpinnya. Namun, menurut Hendri, jika AHY maju, Ibas tidak akan bertarung melawan kakaknya dalam konvensi tersebut.
"Yang nggak oke itu penunjukan langsung, SBY langsung tunjuk AHY atau tunjuk Ibas. Itu menurut saya nggak pas lah, karena kan ini menyandang partai yang namanya ada demokrasinya gitu, Demokrat. Makanya konvensi menjadi jalan yang terbaik. Tapi walaupun nanti yang kepilih AHY atau Ibas ya nggak apa-apa. Yang paling penting kader-kader lain sudah maju dan mau berjuang," kata Hendri.
"Saya sih yakin kalau konvensi, kalau AHY maju, Ibas nggak maju. Pasti yang lain, kader-kader lain. Kan pasti juga SBY nggak pingin ada perang saudara atau pertarungan sedarah dari konvensinya kan," imbuhnya.(dtc)