Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanjungbalai. Kampung batik yang berlokasi di daerah Sei Daun, Lingkungan V, Keluran Selat Tanjung Medan, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai, Sumatra Utara siap diproyeksikan sebagai kampung edukasi wisata membatik dengan khas ‘batik kito’. Hal tersebut setelah diresmikannya sarana tersebut oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tanjungbalai, Sri Silvisa Novita Kamis (20/2/2020) sore.
Persiapan kampung berkonsep edu wisata itu, dihadiri oleh Wali Kota Tanjungbalai, HM Syahrial, Camat Datuk Bandar Timur, Waris Tholib, Lurah Selat Tanjung Medan, Rahmat Rambat serta melibatkan para insan pers, aktivis, mahasiswa dan masyarakat setempat.
Acara dirangkai dengan pelatihan membatik yang langsung dilatih oleh Ketua Dekranasda yang diikuti oleh para insan Pers dan kaum ibu, makan bersama, lucky draw serta bermain jetsky di perairan Sungai Asahan mengitari Pulau Beswesen.
Ketua Dekranasda Kota Tanjungbalai, Sri Silvisa Novita berkeinginan menjadikan "Kampung Batik" Kelurahan Selat Tanjung Medan, sebagai pusat Produksi kain Batik Kito yang menjadi Batik Khas asal Kota Kerang, Tanjungbalai dan juga menjadi lokasi destinasi wisata bagi warga setempat dan masyarakat diluar Kota Tanjungbalai.
Saat ini sebanyak 40 orang kaum ibu di "Kampung Batik" itu sudah dilatih mulai dari cara mencanting, mewarnai dan mendesain kain Batik Kito yang umumnya bermotif biota laut sebagai ciri khas Kota Tanjungbalai. Sejak dirintis ini mulai tahun 2016 lalu, produksi kain Batik Kito yang dikerjakan 7 orang pengrajin senior hingga mampu melatih pengrajin lainnya telah mencapai 15 helai per harinya.
Sedangkan Untuk batik tulis yang dikerjakan pengrajin dari Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pulau Simardan, produksinya sudah mampu memproduksi 4 hingga 7 helai per minggu.
Untuk bahan baku seperti kain, alat canting dan pewarna masih didatangkan dari Pulau Jawa. Sedangkan pemasarannya sudah mulai menembus beberapa daerah seperti Lampung dan Papua. Targetnya bisa go internasional khususnya di kawasan Asia, yakni Malaysia
Adapun, harga jual kain Batik Kito bervariasi mulai dari Rp 210 ribu hingga Rp 500 ribu. Sedangkan untuk harga batik tulis bisa mencapai jutaan rupiah per helainya.
"Selain untuk meningkatkan taraf perekonomian warga yang sudah dilatih menjadi pengrajin, Kampung Batik ini nanti juga diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata karena letaknya berdekatan dengan Pulau Beswesen yang sedang ditata menjadi objek wisata oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai,"kata Sri Silvisa Novita.