Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Bukan hanya who (siapa), tetapi juga what (apa) dan how (bagaimana). Sebab dengan hanya mengidolakan “siapa” tanpa mempersoalkan “apa” dan “bagaimana”, saya khawatir kita hanya menuai kekecewaan.
Kalau hanya melihat profilnya, pendidikan dan latar belakang keluarganya, mungkin dia jempolan. Apalagi hanya sekedar berpostur gagah, berwajah tampan, ramah dan necis, itu hanya tampilan luar belaka.
Teramat penting adalah isinya. Apa yang akan dia lakukan jika kelak terpilih menjadi wali kota atau bupati dalam Pilkada serempak September 2020?
Masyarakat tak seharusnya hanya tergoda kepada figur belaka. Tetapi, apa programnya dan bagaimana dia melaksanakannya. Coba kita timbang-timbang, apakah rasional, mungkinkah dilaksanakan, atau hanya utopia? Apakah program itu yang memang dibutuhkan rakyat, dan daerah?
Misalnya, untuk Pilkada Kota Medan, bagaimana sang kandidat mengatasi masalah banjir yang selalu menggenangi kota saban turun hujan lebat, atau apabila ada banjir kiriman dari hulu? Bagaimana mengatasi kemacetan lalulintas? Bagaimana menyelesaikan masalah pedagang kakilima yang tidak harus main gusur. Bagaimana agar sektor UKM menjadi soko guru perekonomian, dan tak hanya mengandalkan pengusaha menengah dan kuat.
Masih banyak lagi masalah yang melilit berbagai daerah di provinsi ini. Kita ingin mendengar apa dan bagaimana jawaban para bakal calon yang kini namanya mulai digadang-gadangan di media massa.
Termasuk bagaimana menciptakan aparat pemerintah yang bersifat melayani dan bukannya malah asyik melakukan pungutan luar, dan apalagi korupsi. Jangan lupakan pula apa dan bagaimana dia meningkatkan pendapatan daerah, sehingga APBD gemuk dan bisa membangun daerah.
Sekali lagi, “jangan hanya melihat kulitnya tapi juga isinya.” He-he, ini bukan memilih pria atau wanita berbusana terbaik. Lirik juga “what” dan “how.” Jangan sampai kita kemudian menyesal dan kecewa, seperti yang sudah-sudah.