Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Jakarta dan beberapa wilayah di sekitarnya kembali mengalami banjir. Ini merupakan kedua kalinya banjir parah terjadi sejak awal tahun kemarin. Meskipun di beberapa tempat juga sudah beberapa kali kebanjiran lantaran curah hujan yang cukup tinggi.
Banjir yang terjadi hari ini disebut lebih parah dibandingkan banjir di awal tahun kemarin. Bukan dari segi penyebaran dan kedalaman banjir, tapi lebih parah dari sisi ekonomi. Sebab banjir awal tahun terjadi di hari libur, sedangkan hari ini di hari kerja.
"Dibandingkan dengan banjir di awal tahun kemarin, kerugian banjir saat ini jauh lebih besar karena ada di hari kerja. Produktivitas Jakarta dan sekitarnya lumpuh," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, Selasa (25/2/2020).
Bhima menjelaskan, ada beberapa dampak banjir hari ini terhadap ekonomi Jakarta. Pertama sektor ritel terpukul dengan menurunnya kunjungan ke pusat-pusat perbelanjaan dan restoran.
"Bahkan beberapa mal masih terputus listriknya hingga siang ini, sehingga pengunjung tidak nyaman. Akses ke pusat perbelanjaan juga banyak yang terganggu," terangnya.
Kedua, distribusi industri manufaktur di kawasan industri terdampak, akibatnya pengiriman barang terlambat, baik bahan baku maupun produk jadi.
"Harusnya bisa dikirim sesuai jadwal jadi tertunda. Operasional pabrik terhenti, kantor kantor tutup. Ada biaya tambahan yang akan dibebankan kepada pelaku usaha," tambahnya.
Ketiga, pariwisata juga terdampak dengan turunnya pengunjung ke hotel hingga restoran. "Wabah virus Corona sudah berdampak parah pada pariwisata, ini ditambah banjir lebih gawat lagi," terang Bhima.
Keempat, harga pangan bisa melambung, karena arus distribusi pangan terhambat. Cuaca yang ekstrem berdampak pada produksi pangan.
"Kemarin harga bawang putih sempat menembus Rp 60-70 ribu per kg di DKI Jakarta. Banjir menambah buruk outlook inflasi," tuturnya.
Dengan melihat dampak-dampak negatif itu, Bhima menilai ekonomi Jakarta sudah lumpuh. Meskipun sifatnya hanya sementara.
"Mau kerja dari rumah listrik mati, internet lambat. Jadi ga produktif sama sekali karena banjir. Betul bisa dibilang lumpuh sementara," ucapnya.(dtf)