Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Dua sahabat, Bargot dan Porjan, asyik lagi ngobrol di kedai kopi. Mereka membicarakan perubahan di tempat mereka bekerja. “Selamat tinggal cara-cara lama yang sudah kuno. Lalu, beralih ke cara-cara baru yang up to date dengan zaman,” Begitulah tagline yang bergema di kantor mereka.
“Jika tidak berubah, perusahaan akan tergilas oleh perubahan itu sendiri,” kata Bargot. “Tapi herannya, kok, ada yang enggan melakukan atau malah menolak perubahan ya,” sambut Porjan.
“Boleh jadi mereka takut kehilangan zona nyaman. Sudah enak-enak kerja santai, kok sekarang jadi repot,” tanggap Bargot. “Mereka tak sadar bahwa dengan kerja santai, daya saing perusahaan akan tergerus,” lanjut Bargot.
Memang, zona nyaman itu telah lama mereka nikmati. Padahal zona nyaman itu semu adanya. Dia tidak akan langgeng. Bahkan, suatu hari berubah menjadi sangat tidak nyaman ketika performa perusaaan semakin menciut.
Apalagi jika sudah bangkrut, zona nyaman berubah menjadi zona darurat gawat. Kehilangan pekerjaan, dan lalu menjadi pengangguran.
Porjan lalu teringat kisah burung tempua. Sejak zaman baheula, jika burung tempua membuat sarang, selalu pintu masuknya dari bawah. Tidak pernah dari samping atau dari atas. Burung tempua ngotot mempertahankan cara-cara lama.
“Jika demikian, yang menolak perubahan itu ibarat burung tempua,” cetus Bargot. Padahal zaman sudah berubah. Masyarakat pun sudah berubah. “Dulu orang belanja datang ke toko, sekarang sudah tinggal pesan melalui online,” sahut Porjan.
Lagi pula mana ada yang abadi. Semua berubah. Panta rei. Semua mengalir. Sekali banjir datang, sekali tepian berubah, kata pepatah Melayu. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri.
Bahkan UUD 1945 pun berkali-kali diamandemen. Dulu pemilihan presiden melalui sidang MPR. Pemilihan Kepala Daerah oleh sidang DPRD. He-he, kini sudah melalui pemilihan langsung.
Bung, berubahlah! Tak mungkin hidup di masa silam. Tataplah masa depan dengan menyiapkan pikiran dan batin mengusung perubahan. Jangan seperti burung tempua!