Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Pol Martuani Sormin bersama Pangdam I/Bukit Barisan (BB) Mayjend TNI MS Fadhillah melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke wilayah Tapanuli Utara (Taput), Minggu (1/3/2020).
Kunker ini sendiri dilakukan sebagai tindaklanjut untuk mendamaikan suasana pasca perselisihan antara Danki A Batalyon Infantri dengan Kapolsek Pahae Jae di Pahae Jae - Taput pada, Kamis (27/2/2020) lalu, dimana mengakibatkan beberapa anggota Polri dan masyarakat sipil luka-luka serta kerusakan Markas Polsek Pahae Julu.
Rombongan Kapolda dan Pangdam yang didampingi beberapa petinggi Kodam I/BB dan Polda Sumut ini juga meninjau langsung ke Mapolsek Pahae Julu - Onan Hasang dan bertemu langsung dengan para korban untuk memberikan penghiburan.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin menyampaikan, sebagai budaya orang Batak mestinya (peristiwa ini) tidak perlu terjadi.
"Seperti peristiwa kemaren karena daerah kita ini diatur oleh budaya adat dalihan natolu. Ini terjadinya karena komunikasi yang salah, dahulu dikenal peribahasa yang mengatakan 'mulutmu adalah harimaumu' sekarang beralih menjadi 'jarimu harimaumu'," ucapnya.
Martuani menjelaskan, bahwasanya TNI-Polri memiliki tujuan dan hati yang sama yakni NKRI. Adapun perbedan, kata dia, hanya terletak pada warna bajunya saja.
"Saya pikir ini mestinya yang pertama dan untuk yang terakhir. Mari semuanya berkomunikasi yang baik dan santun, hilangkan arogansi sektoral, akhiri semua kebencian," jelasnya.
Martuani juga menerangkan, bahwa selama ini telah ada hubungan baik TNI-Polri mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Karenanya ia mengajak, agar hubungan baik ini ditingkatkan.
"Mari tingkatkan hubungan baik tersebut, kedepannya perlu diorganisir agar semua bersinergi. Harapan saya semua korban baik anggota polri maupun masyarakat sipil bisa saling memaafkan, sehingga tidak ada lagi ada dendam. Saya mengerti perasaan para keluarga saya anggota Polri yang menjadi korban. Kita akan tetap memberikan perhatian atas pengobatan para korban," tandasnya.
Sementara itu, dalam arahannya Pangdam I/BB Mayjend TNI MS Fadhillah mengucapkan permohonan maaf atas peristiwa yang lalu terjadi dan berharap jangan ada dendam.
"Saya sedih karena ini sebenarnya peristiwa yang tidak boleh terjadi, karena tidak alasan untuk pembenarannya. Sangat disesalkan, ini akan menjadi luka yang susah untuk dilupakan. Saya minta maaf kepada seluruh korban atas kejadian ini," ucapnya.
MS Fadhillah mengaku, jika akan ada akibat hukum kepada seluruh anggota yang menjadi pelaku. Ia juga menyampaikan bahwa, Danki A Batalyon Infantri juga sudah dicopot dari jabatannya.
"Sedang kita proses. Danki sudah dicopot dari jabatan, namun proses hukum tetap berlanjut. Harapan saya agar pelan-pelan rasa dendam mulai dihilangkan," tegasnya.
Ia menambahkan, saat ini masih ada banyak tugas kedepannya. Karenanya sambung dia, semua harus bersedia menahan diri dan membuka hati.
"Kitaa mampu berdiri tegak karena kebersamaan. Terimakasih kepada semua komponen masyarakat untuk tetap menjaga kekondusifan daerah kita ini," tandasnya.
Usai arahannya, Pangdam I/BB dan Kapoldasu memberikan tali asih dan dilanjutkan foto bersama. Adapun 6 personel Polri korban luka-luka bersama warga sipil yang menerima tali asih, yakni AKP Ramot S Nababan, Aipda David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi Sianturi, Brigadir Ricardo Sitompul, Ipda Bangun Siregar, Aiptu Velberik Sitompul dan Edi Susanto korban dari warga.