Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada Februari 2020, Sumatra Utara (Sumut) mencatatkan inflasi 0,13%. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,28%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, inflasi Februari dipicu oleh kenaikan cabai merah. Selain cabai merah, pemicu lain yakni bawang putih, kentang, beras, sawi hijau, pepaya dan cumi-cumi.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, kenaikan harga kelompok makanan memang masih berkontribusi terhadap inflasi Sumut. "Itu terlihat dari komoditas utama penyumbang inflasi pada Februari 2020 yang didominasi kelompok bahan makanan," katanya, di Gedung BPS Sumut, Jalan Asrama Medan, Senin (2/3/2020).
Syech mengatakan, pada Februari 2020, kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau naik 0,42%, kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 0,43%, kelompok kesehatan naik 0,37% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,98%. Sementara kelompok yang mengalami deflasi yakni kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04% dan kelompok transportasi sebesar 0,78%. Untuk kelompok lainnya tidak mengkhawatirkan perubahan indeks.
Pada Februari, 3 kota IHK di Sumut mengalami inflasi yakni Sibolga sebesar 0,69%, Pematang Siantar sebesar 0,12% dan Medan sebesar 0,14%. "Sedangkan dua kota lainnya yakni Padangsidempuan mengalami deflasi sebesar 0,01% dan Gunung Sitoli sebesar 0,73%," kata Syech.
Data BPS, dari 24 kota IHK di Pulau Sumatra, 16 kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Jambi sebesar 0,75% dengan IHK sebesar 104,67 dan terendah di Bengkulu sebesar 0,09% dengan IHK sebesar 103,65.