Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan, Perekonomian global yang melambat berdampak signifikan terhadap permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) asal Sumatra Utara (Sumut). Apalagi, negara konsumen terbesar yakni Cina, saat ini sedang dilanda virus corona. Hal ini pun membuat kinerja ekspor CPO Sumut masih kurang menggembirakan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, ekspor CPO Sumut pada Januari 2020 senilai US$ 206,223 juta atau turun 24,75% dibandingkan Januari 2019 senilai US$ 274,065 juta.
"Dengan kontribusi sebesar 34,95% terhadap total ekspor Sumut, penurunan ekspor CPO memang sangat mempengaruhi kinerja ekspor daerah ini secara keseluruhan," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Senin (2/3/2020).
Dikatakan Syech, bukan hanya secara year on year (yoy), ekspor CPO Sumut secara month to month (mtm) juga masih melempem. Karena di bulan Desember 2019, realisasi ekspor CPO masih mencapai US$ 251,002 juta.
Pada Januari, kinerja ekspor Sumut secara keseluruhan masih negatif. Total ekspornya mencapai US$ 590,025 juta atau turun 13,52% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 682,279 juta. Selain CPO, penurunan juga terjadi pada ekspor berbagai produk kimia sebesar 24,40% menjadi US$ 62,741 juta, lalu kopi, teh dan rempah-rempah turun 7,89% menjadi US$ 38,192 juta, ekspor bahan kimia organik turun 1,80% menjadi US$ 27,562 juta, tembakau turun 5,73% menjadi US$ 25,279 juta, dan ekspor kayu serta barang dari kayu turun 22,77% menjadi US$ 15,078 juta.
"Ada juga penurunan ekspor buah-buahan sebesar 7,33% menjadi US$ 12,204 juta. Jadi dari 10 golongan barang utama, 7 diantaranya mengalami penurunan. Tapi yang paling mempengaruhi kinerja ekspor Sumut tentu CPO. Karena andilnya yang hampir 35% terhadap total ekspor Sumut," kata Syech.