Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Sangat menggugah ucapan Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Martuani Sormin yang menegaskan tidak ada toleransi (zero tolerance) untuk kejahatan narkoba, toto gelap, begal, pencurian dengan pembeba, ratan, dan pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum Sumut.
Martuani lagi-lagi mengatakan hal tersebut dalam sambutannya pada serah terima jabatan PJU dan Kapolres jajaran Polda Sumut, di Mapolda Sumut, di Medan, Rabu (26/2) silam. "Tidak ada tempat bagi penjahat di wilayah Sumut," kata Martuani.
Ia mengatakan, kejahatan bisa diminimalisir bila orang baik bertindak. Dia meminta seluruh personel Polri agar dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat humanis, tetapi penegakan hukum harus tegas dan terukur, sehingga meningkatkan marwah Polri di depan masyarakat.
"Perhatikan anak buahmu dan jadilah komandan yang hebat di kesatuannmu," kata mantan Asisten Operasi (Asops) Kapolri itu lagi.
Saya terbayang Los Angeles Departement Police (LADP) di sebuah film seri beberapa tahun silam. Mereka terjun memburu penjahat di lapangan. Profesional dan cerdik. Sering pula melakukan tindakan-tindakan herois yang dielu-elukan publik.
Tapi saya kira publik tidak boleh membiarkan polisi bekerja sendirian. Masyarakat wajib membantu minimal dengan segera menyampaikan laporan jika melihat gejala kejahatan akan terjadi, apalagi sudah terjadi. Jangan cuek bahwa itu hanya tugas polisi.
Kejahatan sesungguhnya tidak terjadi di ruang kosong. Banyak sekali kejahatan yang bermotif ekonomi. Misalnya, karena menganggur, atau karena kemiskinan. Syahdan, menurut ajaran agama, kemiskinan itu mengampiri kemungkaran.
Berbagai masalah di hulu kriminalitas tentu saja tidak lagi merupakan tugas pokok polisi. Tetapi tugas pemerintahan dan dunia usaha untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Apabila problem di hulu, yang merupakan domain sosial ekonomi tidak diatasi, maka perbuatan kriminal selalu rentan dan rawan terjadi. Kejahatan adalah akibat dari berbagai problem sosial ekonomi.
Bahwa ada penjahat yang sudah ketagihan melakukan kejahatan adalah problem tersendiri. Misalnya, peredaran narkoba yang bahkan sudah merupakan kasus global dan nasional. Pasarnya meluas dan keuntungannya menggiurkan.
Tak ayal, masalah narkoba toh bertalian dengan masalah ekonomi. Orang dengan mudah meraih duit meski dengan risiko yang berat. Tapi misalkan mencari pekerjaan mudah, dunia wira usaha tidak dipersulit tapi malah didukung, mungkin godaan bisnis narkoba bisa diminimalkan.
Demikianlah, polisi jangan dibiarkan sendirian menanggulangi kejahatan. Para pemuka agama juga harus meyakinkan masyarakat agar mencari nafkah dengan cara-cara yang maslahat.
Kegiatan olahraga dan kesenian di kalangan generasi muda juga harus dibangkitkan sehingga tak terbujuk dengan pesona narkoba, yang sesungguhnya hanya kenikmatan semu tapi begitu berbahaya dan menjerumuskan. Tabik!