Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Sumut meminta generasi muda untuk tidak khawatir dengan adanya RUU Omnibus Law. Anggota DPD HIPPI Sumut, Ririn Frilla menilai yang perlu dilakukan anak muda hari adalah meningkatkan kualitas diri.
"Jadi lebih kepada personal, gimana SDM seseorang. Seiring dengan pengalaman kita kurang di attitude dan etika, padahal itu penting di bisnis," ujarnya saat Diskusi Publik dengan Tema Indonesia Butuh Kerja di gedung Peradilan Semu Fakultas Hukum USU, Kamis (5/3/2020).
Diskusi publik yang diinisiasi oleh Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut itu, ia menyebut sebagai pengusaha tidak sedikit karyawannya yang tidak memiliki komitmen. "Ini karena mental pribadi yang kurang baik," jelasnya.
Kata dia, di Indonesia banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa atau generasi muda untuk mencari uang. Oleh karena itu, ia mengajak anak muda khususnya mahasiswa untuk lebih berfikir menjadi enterpreneur atau pengusaha ketimbang menjadi pekerja.
"Di Turki, jualan online kena pajak, di Indonesia gak. Jadi itu bisa kita manfaatkan untuk menjadi enterpreneur, saat ini mudah punya skill masak bisa jualan, tinggal posting di media sosial," terangnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi USU, Prof Dr Ramli mengakui ada beberapa hal yang menjadi kontroversi di RUU Omnibus Law. Salah satunya memperbolehkan tenaga outsourcing bekerja di semua bidang.
Namun, terlepas dari itu semua ia menilai sudah saatnya anak muda berpikir untuk menjadi pengusaha dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada. "Kalau ekonomi baik, tenaga kerja juga akan baik," tuturnya.
Kalau ekonomi baik, tenaga kerja akan baik. Ada beberapa butir di RUU yang dihapus, dulu hanya sebagian yang bisa outsourcing, tapi di RUU bisa semua.
Turut hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum Badko HMI Sumut, Alwi Hasbi Silalahi dan Ketua DPD GMNI Sumut, Paulus Gulo.