Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sekdaprov Sumatra Utara (Sumut), R Sabrina, akhirnya mengungkapkan kondisi hubungannya dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan Wakil Gubernur, Musa Rajekshah.
Hubungan dalam kapasitasnya sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan, disebut Sabrina, yang adalah mantan Staf Ahli Menteri KLHK bidang Pangan itu, kompak-kompak saja.
"Ah kompak-kompak saja kami, kan kalian bisa lihat sehari-hari di sini," ujar Sabrina, yang juga mantan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprovsu itu, kepada wartawan di Medan, Kamis (05/03/2020).
Memang Gubernur Edy Rahmayadi, sudah mengonfirmasi sebelumnya bahwa hubungan dirinya dengan Sekdaprov Sabrina adalah baik-baik saja. "Dari dulu sudah kompak," sebut Edy menjawab wartawan pada Februari kemarin.
Sebenarnya hubungan kurang harmonis antara ketiganya, dipersepsikan publik menyusul munculnya isu pengunduran diri Sabrina dari jabatan Sekdaprov Sumut.
"Sebenarnya banyak sekali yang komentar soal ini soal itulah. Tapi ya sudahlah, diami saja. Saya hanya baca gitu saja. Tapi memang (maaf ya) ini juga dari teman-teman yang harusnya dikonfirmasi," sebut Sabrina.
Karena hubungan yang kompak-kompak saja itu pulalah, ujar mantan Pj Bupati Labuhan Batu Selatan itu, maka roda pemerintahan di Pemprov Sumut berjalan dengan baik di tengah kelebihan dan kekurangan yang ada.
Lalu soal pengunduran dirinya dari jabatan Sekdaprov Sumut, Sabrina sambil senyum dan geleng-geleng kepala meresponnya. Perempuan pertama yang menjabat posisi Sekda di Pemprov itu justru bertanya balik. "Ada rupanya kalian lihat saya ajukan pengunduran diri," katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya yang terjadi adalah kesalahpahaman, yang juga bisa saja dilontarkan pihak-pihak tertentu. Yang benar, kata Sabrina, adalah pengajuan diri sebagai dosen di Universitas Sumatera Utara (USU).
Pada Mei 2021, dirinya memasuki pensiun. Setahun sebelum itu tiba, harus diajukan pengusulan sebagai dosen, karena kalau terlambat saja mengusulkan, pasti tak bisa. "Dan makanya saya uruslah setahun sebelum pensiun, kalau nggak ya nggak bisa lagi nanti," sebutnya.
Diungkapkannya pilihan menjadi dosen, adalah panggilan untuk terus mengabdi bagi nusa dan bangsa dari sektor pendidikan. Dirinya tidak ingin pensiun, karena merasa masih bisa memberi sumbangsih bagi pembangunan, khususnya pembangunan sumber daya manusia.
"Dan kalau dosen kan bisa ke 65 tahun pensiunnya, di sini (Pemprov) ya 60 tahun. Kan lumayan juga nanti aktif terus daripada tak ada kegiatan," sambung Sabrina sambil bercanda.
Seiring dengan bisa mengabdi di USU nantinya, Sabrina ternyata tertarik untuk mengincar gelar profesor. "Dan kalau profesor kan bisa aktif sampai usia 70 tahun," canda Sabrina lagi.
Menjadi profesor, tambah Sabrina lagi, adalah jadi ajang pembuktian dari ragam ilmu dan pengalaman yang diperolehnya dari seorang birokrat, seorang leader dan seorang akademisi. Untuk itu, perlu persiapan matang meraih gelar itu.