Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bisnis sawit menyimpan banyak cerita suka dan duka. Disebut-sebut bisnis bergelimang fulus, tapi kenyataannya, tak semua pihak bisa menikmati dampak bisnis ini, terutama kelompok pekerjanya. Sebaliknya bermacam persoalan masih terus menghantui mereka.
Demikian diungkap Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Serbundo, Lorent Evanggelista Aritonang saat menjadi pemantik seminar "Praktik Perburuhan di Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia". Seminar digelar sejumlah organisasi buruh sawit dan lingkungan antara lain, Serbundo dan Oppuk dan HaRI Sumut di Grand Antares Hotel, Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (6/3/2020).
Dari penelitian kami, banyak sekali persoalan di bisnis sawit khususnya menyangkut pekerjanya. Ada pekerja yang menjalani pekerjaan tetap dan rutin tapi statusnya BHL. Sering juga pekerja (BHL) mengalami kecelakaan di lapangan, tapi tidak dicover perusahaan dengan semestinya, kata Artionang.
BACA JUGA: Wilmar Grup: Seluruh Karyawan di Perkebunan Sumut Berstatus Tetap
"Banyak buruh sawit, ketika masuk kebun, kakinya lengkap. Begitu ke luar kebun, satu kakinya palsu," kata Aritonang.
Yang lebih ironis, sambung Aritonang, bukan rahasia umum, untuk mengejar target, buruh BHL kerap mengajak orang lain untuk membantunya dan mereka sama sekali tidak berhubungan dengan perusahaan tempat mereka bekerja, sehingga ketika mereka mengalami kecelakaan, perusahaan pun lepas tangan, jelas Aritonang.
"Makanya banyak buruh yang membawa anak atau istrinya ikut bekerja, semata-mata supaya targetnya tercapai. Inilah fakta-fakta yang kami dapati," kata Aritonang.