Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Data terakhir dari statistictimes (statistictimes.com) tahun 2017 menunjukkan Indonesia dan Turki sama-sama ada di sepuluh besar sebagai negara dengan pertanian terbesar di dunia. Di tahun tersebut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari sektor pertanian US$ 128 miliar, sementara Turki US$ 56 miliar. Kuantitas produksi pertanian yang tinggi antara Indonesia dan Turki punya fokus yang berbeda, hal ini yang termasuk jadi sumber potensi besar untuk saling bertukar produk. Indonesia adalah negara tropis sedangkan Turki negara empat musim, tentu punya banyak perbedaan dalam hal komoditas unggulannya masing-masing.
Misalnya untuk komoditas hortikultura, hampir seluruh wilayah di Turki sulit memproduksi buah-buahan tropis, seperti nanas, alpukat, mangga, pisang, dan papaya. Sedangkan kebutuhan akan buah-buahan yang disebutkan tadi cukup tinggi, banyak dijumpai baik di pasar, minimarket, atau supermarket di Turki.
Hanya sebagian wilayah saja di Turki yang bisa memproduksi buah-buahan tropis dengan baik, seperti di Kota Antalya yang terletak di kawasan Mediterania, sehingga dalam bulan-bulan tertentu memliki iklim yang hampir mirip dengan wilayah tropis. Namun walau begitu produksinya tidak terlalu besar, maka sebagian besarnya mesti diimpor dari negara-negara tropis.
Komoditas rempah yang banyak berasal dari wilayah tropis seperti jahe juga kebutuhannya cukup tinggi. Dari komoditas perkebunan tropis, kebutuhan kelapa di Turki juga cukup tinggi. Masih dari produk kelapa, cocopeat yang berfungsi sebagai media tanam banyak dibutuhkan di Turki, karena produksi tanaman semusim sebagian besar dibuat di green/screen house.
Informasi yang penulis dapatkan dari beberapa penjual cocopeat di Turki, mereka mendapatkannya dari India atau Srilanka. Perlu diketahui mengenai beberapa contoh komoditas tersebut, Indonesia adalah penghasil pisang dan papaya terbesar ketiga, penghasil alpukat dan mangga terbesar keempat, dan penghasil nanas terbesar kesembilan di dunia.
Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia menjadi produsen kelapa terbesar di dunia. Kuantitas produksi jahe Indonesia ada di empat besar dunia. Komoditas hutan unggulan Indonesia baik kayu maupun non-kayu yang cukup banyak dibutuhkan di Turki misalnya kayu jati dan rotan.
Sebaliknya, beberapa komoditas unggulan di Turki yang sedikit atau mungkin sama sekali tidak diproduksi di Indonesia, seperti tin, zaitun, beberapa jenis kacang-kacangan, apel, anggur, dan orange. Turki adalah penghasil hazelnut dan buah tin terbesar pertama, penghasil kacang pistachio terbesar ketiga, penghasil apel terbesar keempat, penghasil kacang arab (chickpea) terbesar kelima, penghasil minyak zaitun, anggur, kacang almond, dan walnut terbesar keenam, dan penghasil orange terbesar kedelapan di dunia.
Selain kesamaan memiliki potensi pertanian yang besar, Indonesia dan Turki juga punya kedekatan hubungan yang khusus, yakni sama-sama dalam deretan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Baik Indonesia maupun Turki adalah negara anggota G-20. Tipikal cara berbisnis sebagian besar orang Indonesia dan Turki juga banyak kesamaan, terutama sangat mengandalkan kekerabatan. Namun, jauhnya jarak dan perbedaan bahasa seakan sering jadi kendala, termasuk kendala komunikasi untuk menjalin kekerabatan antar pelaku usaha pertanian.
Keberadaan Konsulat Jenderal RI di Istanbul maupun Konsulat Turki di Medan dapat menjadi perantara. Selain itu, beberapa tahun terakhir ini Turki merupakan salah satu destinasi favorit pelajar Indonesia untuk studi di luar negeri.
Saat ini ada seribu lebih mahasiswa Indonesia sedang studi di Turki, mayoritas menggunakan Bahasa Turki dalam perkuliahan. Keberadaan mahasiswa Indonesia di Turki bisa menjadi perantara yang efektif untuk membantu usaha pertukaran produk pertanian Indonesia – Turki yang akan meningkatkan keuntungan bagi keduanya, begitu juga pertukaran produk lainnya. Harapannya, kabar baik ini direspon para pemangku kepentingan di Indonesia.
===
Penulis Dosen Faperta Universitas Asahan, Mahasiswa Doktoral Fakultas Pertanian Akdeniz University, Turki.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya orisinal, belum pernah dimuat dan tidak akan dimuat di media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPG) dan data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan). Panjang tulisan 5.000-6.000 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]