Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Merebaknya virus corona ternyata tidak hanya menekan denyut bisnis berskala global (dunia), tetapi juga ikut memukul usaha hotel yang pasarnya skala domestik.
"Tingkat hunian di hotel kami merosot hampir 40% dan turun lagi setelah merebaknya kabar tentang virus corona," kata Jamal, General Manager (GM) Hotel Grand Kanaya Medan, Rabu (11/3/2020).
Jamal mengatakan, kondisi merosotnya hunian hotel terjadi secara umum di Medan akibat kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan. Namun kondisi itu diperparah oleh merebaknya virus corona yang juga sudah memasuki Indonesia.
Ia bercerita, beberapa waktu lalu saat geliat bisnis masih cukup baik tingkat hunian di Hotel Grand Kanaya cukup tinggi bisa menembus hingga 90%. Para tamu Hotel Grand Kanaya banyak berasal dari Aceh yang memiliki jaringan usaha dengan pelaku usaha di Kota Medan, termasuk dalam bidang perdagangan, yakni berbelanja berbagai bahan kebutuhan untuk dipasarkan di berbagai daerah di Aceh.
Namun sejak awal 2020, kata Jamal, hiruk pikuk bisnis tersebut seakan meredup, apalagi setelah munculnya wabah virus corona.
Diakui Jamal, sejauh ini pihaknya masih berupaya bertahan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan. Namun hal itu tidak akan bisa dielakkan bila kondisi saat ini tidak berubah positif beberapa waktu ke depan.
Insentif Pemerintah
Terpisah, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan. Umum Indonesia (Asita) Sumatera Utara yang juga Ketua Gabungan Usaha Pelaku Pariwisata Indonesia (GUPPl) Sumut, Solahuddin Nasution mengapresiasi langkah pemerintah memberi insentif, yakni membebaskan pengusaha hotel dan restoran dari kewajiban membayar pajak dan retribusi dalam 6 bulan ke depan untuk menekan dampak virus cirona.
Dia berharap agar pemerintah segera menerbitkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis regulasi tersebut agar dapat dilaksanakan sekaligus memberikan efek positip bagi industri pariwisata.
Untuk diketahui, pemerintah menyediakan dana Rp 3 triliun lebih untuk dibagikan kepada pemda untuk menggairahkan bisnis pariwisata.