Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Proses laporan pihak manajemen terhadap oknum suporter yang memasang flare dan juga biang kerusuhan di laga PSMS kontra AA Tiga Naga, di Stadion Teladan Medan, Minggu (15/3/2020), terus berlanjut. Bahkan, melalui kuasa hukumnya Bambang Abimayu SH, yang juga pengurus PSMS di Bidang Hukum, telah menyertakan sejumlah bukti foto dan video untuk memberatkan oknum suporter.
Alhasil hingga Senin (16/3/2020) pagi ini sejumlah suporter masih ditahan di Polrestabes Medan. Sedangkan sebahagian lain diperbolehkan pulang dengan menandatangani perjanjian.
Selain ingin mencari otak di balik kerusuhan, manajemen akan mengambil kebijakan keras memutus akses kelompok suporter untuk masuk ke dalam Stadion Teladan.
"Selain mencari otak di balik kerusuhan, kita pihak manajemen juga akan memutus akses mereka masuk ke Stadion Teladan di laga berikutnya. Karena mereka tak layak dianggap sebagai suporter pendukung," tegas Ketum Panitia Laga, yang juga menjabat Sekum PSMS Medan, Julius Raja, saat dikonfirmasi, Senin pagi.
Masih menurut pria yang akrab disapa King itu, kehadiran suporter yang seharusnya menjadi pemain ke 12 di sisi lapangan tak lagi ditunjukan para sekelompok oknum suporter yang mengisi pojokan sisi tribun Utara itu.
Kehadiran mereka justru kerap merugikan PSMS puluhan juta rupiah di setiap laga dengan aksi pasang flare, dan itu juga menjadi alasan manajemen kenapa harus bertindak tegas.
"Mereka beli tiket 100 lembar dikali harga promosi Rp20 ribu totalnya cuma Rp2 juta, tapi kerugian denda yang harus diganti akibat ulah mereka puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah. Katanya mereka sayang PSMS, katanya mau dukung PSMS ke Liga 1, tapi sikap yang ditunjukkan jauh dari kenyataan, pantas yang kayak gini kita hargai? Mending tak kita kasih (masuk ke stadion), siapa kali mereka," sebut King.
Sebelumnya, bentrok berawal dari ulah oknum kelompok suporter yang berada di sisi tribun Utara memasang flare dan melemparkannya ke sisi lapangan di saat pertandingan PSMS Medan kontra AA Tiga Naga akan berakhir.
Hal itu pun memantik emosi kelompok suporter lain yang masih merasakan euforia keunggulan tim kesayangannya. Alhasil terjadi aksi saling lempar dan saling pukul antar kelompok suporter.
Bahkan seorang anggota polisi yang coba melerai bentrokan turut menjadi korban pelemparan dan terpaksa mendapatkan perawatan tim medis.