Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nias. Pemerintah Kabupaten Nias akan mengubah nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli menjadi RSUD dr MG Thomsen. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias, Marthin L Harefa kepada medanbisnisdaily.com mengatakan, perubahan nama RSUD Gunungsitoli itu dilatarbelakangi 3 hal.
Ia menjelaskan, hal pertama, rumah sakit ini berada di Kota Gunungsitoli, padahal milik Pemerintah Kabupaten Nias. Kedua, melihat RSUD Gunungsitoli saat ini sudah berkembang dan menjadi ikon Kepulauan Nias. Kalau dilihat, gedung RSUD Gunungsitoli satu-satunya gedung tertinggi di Kota Gunungsitoli, sehingga dari sisi administrasi kerap menimbulkan kesalahpahaman dan politik dalam pengusulan anggaran dan administrasi pemerintahan.
"Pernah kita sampaikan surat ke Kementerian Kesehatan dan juga Pemprov Sumatera Utara, ternyata balasan suratnya disampaikan ke Pemko Gunungsitoli, sehingga menemui keterlambatan," kata Marthin, Selasa (17/3/2020).
Alasan ketiga, papar Marthin, RSUD Gunungsitoli sudah dinobatkan menjadi RS rujukan regional sekepulauan Nias. "Sehingga, ada pemikiran kita, RS ini bukan hanya milik sekelompok orang, tetapi milik masyarakat sekepulauan Nias," tutur Marthin Harefa, usai Sosialisasi dan Forum Konsultasi Publik Perubahan Nama UPTD RSUD Gunungsitoli.
Ia menjelaskan, dari 10 calon nama yang muncul, 4 nama digodok, yakni RSUD dr MG Thomsen, RSUD Kepulauan Nias, RSUD dr Hadi M Abednego SKM, dan RSUD Nias Saro. Namun pada pembahasan mengerucut pada nama RSUD dr MG Thomsen.
"Akhirnya Pak Bupati Nias, Sokhiatulo Laoli menyimpulkan kesepakatan perubahan nama menjadi RSUD dr MG Thomsen," jelasnya.
Menurut Marthin, perubahan nama RSUD Gunungsitoli akan menjadi RSUD dr MG Thomsen sudah disesuaikan dengan sejarah. "Kita tidak akan melupakan history lahirnya RS ini," paparnya.
Dijelaskan Marthin, pihaknya sudah melibatkan sejumlah tokoh dari Kota Gunungsitoli, terutama tokoh agama BNKP yang mengenal sejarah lahirnya RSUD Gunungsitoli.
Diterangkan Marthin, bahkan tokoh BNKP-lah yang dulu menginisiasi dan mengusulkan pembangunan RS ini kepada seorang misionaris dari Jerman bernama Thomsen sebelum diserahkan kepada Pemkab Nias.
"Bila menilik dari sejarah, dr MG Thomsen adalah dokter yang pertama kali melayani di RS Gunungsitoli. Sekaligus dia sebagai direktur pertama ketika beroperasi sekitar tahun 1963. Thomsen adalah orang Jerman yang memiliki misi sebagai misionaris di Pulau Nias ketika itu," terangnya.