Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) meminta pemerintah betul-betul memastikan kecukupan stok pangan hingga Lebaran di tengah perhatian yang sedang tertuju pada pandemi virus corona (Covid-19).
Wakil Ketua Umum DPP APPSI Sarman Simanjorang memahami adanya kepanikan dalam menghadapi epidemi virus corona yang mengancam kelangsungan roda perekonomian. Tapi kebutuhan pokok, khususnya pangan harus diperhatikan.
"Pemerintah jangan sampai lengah juga untuk mempersiapkan kebutuhan pokok pangan menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 2020," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (18/3/2020).
Khususnya di Jakarta, dia menjelaskan pasokan pangan hampir 98% didistribusikan dari luar Jakarta baik lokal maupun impor. Dalam situasi seperti ini, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta harus cermat memperhitungkan, apalagi Jakarta merupakan tolok ukur stabilisasi harga pokok pangan di Indonesia.
"Daerah-daerah pemasok pokok pangan ke Jakarta seperti Jabar, Jateng, Jatim, Sumut dan daerah lainnya pasti juga akan melakukan perhitungan yang sangat hati-hati dengan mengutamakan kebutuhan daerahnya. Jika surplus baru akan di pasok ke Jakarta," ujarnya.
Untuk itu pemerintah pusat diminta lebih peka dan memberikan kebijakan khusus terkait kebutuhan pokok pangan di Jakarta dan sekitarnya menjelang Ramadan hingga memasuki Lebaran.
Apalagi bulan puasa tinggal 1,5 bulan lagi. Otomatis berbagai kebutuhan pokok pangan harus dipastikan dalam kondisi cukup dan siap memenuhi pasar. Kebutuhan yang dimaksud meliputi beras, gula pasir, minyak goreng, telur ayam, daging sapi, kerbau dan ayam, tepung, bawang merah dan bawang putih, cabai, buah-buahan sampai susu dan makanan olahan.
"Diharapkan 10 hari sebelum memasuki bulan Ramadan semua bahan pokok tersebut sudah pada posisi tersedia di gudang dan setiap saat siap disuplai kebutuhan pasar," urainya.
Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga psikologi pasar bahwa stok berlimpah, sehingga tidak terjadi lonjakan harga, serta untuk mengantisipasi oknum yang ingin menimbun barang guna mencari keuntungan yang tidak masuk akal.
Pihaknya mendapat data dari Bulog dan PT Tjpinang Food Station bahwa stok beras di Jakarta aman karena tersedia 323 ribu ton. Tapi pihaknya mengkhawatirkan stok kebutuhan pangan lainnya.
"Artinya kalau beras tidak perlu dikhawatirkan. Tapi pokok pangan tidak hanya beras. Bagaimana yang lain, sudah kah dijamin sudah cukup? ini menjadi pertanyaan besar," ujarnya.
Dia mengingatkan, kebutuhan pokok pangan menjelang hari-hari besar keagamaan seperti bulan Ramadan dan Idul Fitri akan meningkat 200% hingga 300%. Menurutnya itu perlu diwaspadai dan diantisipasi.
"Jika memang komoditi pokok pangan di atas tidak dapat dipasok lokal maka jalan satu satunya adalah impor. Dalam hal ini Kementerian Pertanian dan (Kementerian) Perdagangan harus segera duduk bersama menyamakan angka untuk selanjutnya membuat kebijakan. Jika harus impor harus segera memberikan izin agar barang atau komoditi tersebut sampai di tanah air tepat waktu," tambahnya.(dtf)