Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dampak virus corona yang sudah menyebar ke lebih dari 129 negara, membuat pelaku ekonomi dunia dihadapkan pada situasi ketidakpastian dan risiko yang semakin tinggi. Sumatra Utara (Sumut) juga tak terlepas dari dampak corona. Dari berbagai indikator ekonomi Sumut yang tersedia, semakin merebaknya virus ini diperkirakan akan berdampak cukup signifikan pada perekonomian sumut.
Menurut hitungan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, ekonomi Sumut akan terkontraksi sekitar 0,7% hingga 0,9% dari proyeksi pertumbuhan awal tahun yang dipatok sebesar 5,1-5,5%. Dengan asumsi kontraksi karena corona, maka pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2020 akan ada di kisaran angka 4,3-4,7%.
Revisi sebesar 0,7-0,9% jauh lebih tinggi dari sebelumnya hanya 0,04-0,1%. Bahkan BI sempat menyebutkan jika revisi target pertumbuhan ekonomi Sumut tidak akan di bawah 5%.
"Tentu masih diharapkan virus corona ini bisa tertangani dengan baik dan dampaknya sudah mulai menurun mulai triwulan III-2020. Dengan begitu, perekonomian Sumut masih bisa tumbuh di atas 5%," kata Kepala BI Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Sabtu (21/3/2020).
Wiwiek mengatakan, penyebaran virus corona ikut mempengaruhi perekonomian Sumut karena berdampak terhadap sektor pariwisata dan investasi. Selain itu, kinerja ekspor juga akan terganggu.
Untuk realisasi pertumbuhan ekonomi Sumut, kata Wiwiek, pertama akan terlihat pada triwulan I-2020. Meski BI masih optimis bisa tetap tumbuh. Beberapa data hasil kegiatan Survei Konsumen maupun Survei Pedagang Eceran, masyarakat masih relatif optimis terhadap kondisi ekonomi triwulan I. Optimisme itu juga terkonfirmasi dari hasil survei ke beberapa pelaku usaha besar di Sumut. Semua perusahaan yang ditanya bahwa saat ini mereka sedang menggenjot dan ngebut berproduksi untuk mencukupi kebutuhan bulan ramadhan dan idulfitri.
"Saya juga cukup optimis pertumbuhan ekonomi triwulan 1 masih akan ada di atas 4,5%," kata Wiwiek.
Untuk keseluruhan tahun 2020, kata Wiwiek, meski sudah ada perkiraan konstraksi sekitar 0,7% hingga 0,9%, hingga kini sebenarnya terus dilakukan kalibrasi dan hitung kembali. Berbeda dengan Jakarta yang relatif lebih mudah untuk mendapatkan update data-data atau pun informasi-informasi yang terkait dengan kondisi ekonomi nasional.
Untuk wilayah Sumut, data untuk update kondisi perekonomian Sumut masih relatif sulit diperoleh. Itu membuat data indikator ekonomi terkini Sumut masih terbatas.
"Namun kami terus berusaha untuk mendapatkan data dan informasi ter-update. Namun belum semuanya terkumpul. Tapi yang jelas, dampak virus corona ke ekonomi Sumut pasti akan lebih besar dibandingkan dengan asesmen awal kami pada awal bulan ini," kata Wiwiek.