Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ikut terdampak setelah Eropa memberlakukan lockdown karena corona. Harganya kini hanya berkisar RM 2.289/metrik ton. Jika merujuk pada awal tahun sebelum corona merebak, sudah ada penurunan sekitar RM 611/metrik ton. Kinerja CPO yang tertekan turut membuat harga yang diterima petani rendah. Pekan ini, harga TBS di daerah penghasil di Sumatra Utara (Sumut) semuanya berada di bawah Rp 1.500/kg. Harga ini terus turun seiring dengan wabah corona yang kian meluas.
Secara rinci, harga TBS di daerah penghasil sawit di Sumut yakni:
1. Langkat Rp 1.300/kg
2. Deli Serdang Rp 1.300/kg
3. Serdang Bedagai Rp 1.350/kg
4. Simalungun Rp 1.330/kg
5. Batubara Rp 1.320/kg
6. Asahan Rp 1.484/kg
7. Labuhanbatu Utara Rp 1.300/kg
8. Labuhanbatu Rp 1.360/kg
9. Labuhanbatu Selatan Rp 1.330/kg
10. Padanglawas Utara Rp 1.320/kg
11. Padanglawas Selatan Rp 1.350/kg
12. Tapanuli Tengah Rp 1.340/kg
13. Mandailing Natal Rp 1.200/kg
14. Tapanuli Selatan Rp 1.300/kg
Menurut Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, setelah pandemi virus corona, harga TBS memang terus turun. Mulai dari level Rp 2.000/kg, lalu anjlok ke Rp 1.800 hingga Rp 1.600/kg dan sekarang sudah di bawah Rp 1.500/kg.
"Jika tahun lalu kami mematok harga ideal di level Rp 1.600/kg, saat ini kondisinya sedang sulit. Harapan kita tentu harganya tidak terus turun," katanya, Rabu (25/3/2020).
Gus mengatakan, penurunan harga TBS yang sudah terjadi lebih sebulan yang membuat petani mulai pesimis harga bisa naik dalam waktu dekat. Apalagi pandemi virus corona membuat Eropa lockdown yang otomatis membuat permintaan CPO sepi.
Meski tidak mematok di angka berapa harga yang ideal menurut petani, tapi diharapkan jangan sampai anjlok di bawah Rp 1.000/kg mengingat sudah ada daerah penghasil yang harganya hanya Rp 1.200/kg.