Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Guru Besar Kimia dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Albinus Silalahi MS membenarkan pendapat yang menyatakan mengkonsumsi air panas maupun menghirup uap panas efektif mencegah virus corona. Dikatakannya, konformasi struktur virus tersebut akan rusak oleh panas. Sebaliknya kalau dingin tidak akan rusak.
"Makanya di beberapa negara yang kebetulan musim dingin, sangat dahsyat karena konformasi strukturnya dapat bertahan. Sekiranya saat ini seperti yang lalu saat-saat Gunung Sinabung erupsi sehingga Kota Medan sangat panas, konformasi struktur virus corona itu tidak mampu bertahan di udara yang kita hirup pada siang hari. Hal itulah yang membuat banyak orang selama ini berguyon mengatakan virus corona takut pada orang kita," jelas Albinus kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (1/4/2020)
BACA JUGA: Apa Itu Virus Corona dan Sejauh Mana Manfaat Disinfektan? Ini Paparan Ilmiah Prof Albinus Silalahi
Ditambahkan mantan Pembantu Rektor Unimed ini, dengan rusaknya konformasi struktur itu, maka bioaktivitas virus itu pun akan hilang. Alkohol dan sabun termasuk yang bisa merusak konformasi struktur virus corona.
Meski begitu, Albinus mengaku, hal itu belum ada eksperimennya, tetapi mengacu pada teori yang menyebut virus corona itu tidak tahan panas, setidaknya di atas 30 derajat Celcius.
"Suhu di atas 30 derajat sudah aman sebelum (virus) menempel ke sel-sel inang. Kalau sudah menempel tergantung pada proses metabolisme tubuh. Soal derajat air panas itu, semaksimal yang bisa diminum," katanya.
Soal keamanan menghirup uap panas, dikatakan Albinus, sepanjang panasnya belum sampai merusak sel-sel yang terkena panas itu, hal itu tidak akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh.
Sebelumnya informasi meminum air panas dan menghirup uap air panas untuk mencegah perkembangan virus corona berseliweran di media sosial dalam beberapa hari. Namun Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar, membantah bahwa menghirup uap air panas bisa mematikan virus Corona Covid-19. (Tempo 29 Maret 2020)
Eka pun menilai tindakan tersebut tidak bermanfaat. "Karena virus ini ada di dalam sel tubuh walau masuknya memang secara droplet lewat sistem pernafasan," ujar Eka.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam atau internis ini, belum ada penelitian kesehatan yang resmi yang bisa membuktikan apakah menghirup uap air panas dapat membunuh virus corona. Sampai saat ini pun, belum ada metode yang resmi untuk melakukan penelitian tersebut.
Eka justru khawatir masyarakat salah paham, mengira tips yang beredar di media sosial tersebut efektif. Hal itu menyebabkan masyarakat tidak lagi melakukan hal yang penting untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer.