Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) nampaknya sedang kacau karena harga minyak dunia sedang menghadapi ujian berat. Bagaimana tidak, harga minyak dunia terus turun.
OPEC+ berencana memangkas produksi di tengah merosotnya permintaan akibat pandemi virus corona (COVID-19). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap Arab Saudi dan Rusia memangkas produksi minyak sebanyak 10-15 juta barel per hari.
Meskipun belum ada kesepakatan yang diumumkan, analis meragukan klaim Trump. Harga minyak melonjak pada hari Rabu dengan rekor tertinggi. Untuk minggu ini, minyak mentah AS melonjak 32% atau menjadi minggu terbaik sejak minyak mulai diperdagangkan di NYMEX pada tahun 1983.
"Pasar berharap adanya pengurangan pada produksi. Hal apapun bisa membuat harga minyak jatuh," kata Kepala Ekonom Komoditas di Capital Economics, Caroline Bain dilansir CNN, Senin (6/4/2020).
Para negara produsen minyak skelebihan pasokan sehingga dunia akan segera kehabisan tempat untuk menyimpan minyak. Hal itu kemungkinan akan menjadi gelombang kebangkrutan di industri minyak AS.
Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman tak mau sendirian menanggung akibat dari pemangkasan produksi minyak. Ia menginginkan negara produsen lain juga ikut memangkas produksinya. Ada laporan bahwa AS, Kanada, dan Meksiko akan diundang ke pertemuan minggu ini.
Regulator di Texas didesak untuk mempertimbangkan batasan produksi dan itu menjadi hal yang belum pernah terjadi dalam lebih dari 40 tahun. Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menyetujui pengurangan produksi global yang akan dipotong 10 juta barel per hari.(dtf)