Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pandemi virus corona atau Covid-19 menerpa Indonesia sejak sebulan belakangan. Karenanya pemerintah Indonesia pun telah mengimbau kepada perusahaan-perusahaan agar karyawan bekerja dari rumah saja.
Tak hanya itu, pebisnis kuliner juga terkena imbasnya. Sehingga hanya diperbolehkan melayani pesan antar untuk menghindari terjadinya kerumunan untuk memutus mata rantai penyebaran corona.
Atas kondisi ini, membuat anak-anak muda di Kota Medan bergerak bergandengan tangan untuk membantu tenaga medis serta masyarakat yang terdampak virus corona. Sebut saja di antaranya Millennial Tanpa Nama, Medan Rangers, Millenial Oligarki, Gerakan Gotong Royong dan lain sebagainya.
"Tujuan sebenarnya dari komunitas ini dibentuk adalah sebagai wadah berkumpulnya para anak muda siapa saja mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dengan visi misi social justice, social responsiblity, humanisme dan environtmental ethics," ujar Danny Prima selaku penggagas Millenial Oligarki, Selasa (7/4/2020).
Koordinator Gerakan Bergotong Royong, Bobi Septian juga memasang target bisa meringankan beban masyarakat dalam menghadapi pandemi corona. "Gerakan ini sudah membagikan 3.000 hand sanitizer dan 7.000 masker ke masyarakat. Insya Allah dalam beberapa hari ini kita akan menyiapkan sekitar 20 ribu masker, dan semoga ini bisa bermanfaat untuk masyarakat," jelasnya.
Sementara itu tokoh Millenial Medan, Rico Waas mengaku apa yang dilakukan para anak muda Medan sangat positif. Menurutnya sebagai motor penggerak perubahan, anak muda bisa membuat, menyalurkan, menyebarkan virus positif dengan cepat.
"Melalui social media, mereka saling mengajak para followersnya untuk menyebarkan kegiatan mereka, dan jadi pemicu yang lainnya untuk ikut melakukan hal positif ini. Hal seperti ini tidak boleh berhenti, ini adalah hal-hal yang selalu dapat membangkitkan moral di antara masyarakat. Ini menjadi simbol bahwa, kita selalu bersama-sama berjuang melewati pandemi," jelasnya.
Meski demikian, menurutnya yang dilakukan kaum Millenial Medan hanyalah trigger atau pemicu saja. Yang menjadi pondasi utama untuk melawan corona tetap adalah pemerintah.
"Tentunya diharapkan pemerintah melakukan hal-hal solutif dan cepat untuk menangani hal ini, terutama dalam pemberian bantuan ke masyarakat yang dalam posisi kesusahan, apakah itu pengangguran, korbanPHK, pekerja harian, dan lain sebagainya," katanya.
Pria berkacamata ini berharap budaya saling membantu dan gotong royong bisa menular kepada millenial yang lain. Sehingga tidak perlu menunggu bantuan dari pemerintah. Selain itu semua pihak juga harus memerhatikan bahwa bantuan yang ada tersalurkan dengan benar.
"Semua pihak layak mendapatkan bantuan. Tenaga Medis wajib mendapatkan APD yang lengkap juga bantuan moril yang tentunya untuk membangkitkan semangat mereka yang menjadi garda terdepan dalam melawan COVID-19," imbuhnya.
"Korban dan keluarga harusnya mendapatkan perhatian khusus dalam pendampingan secara moril juga edukasi tentang penanganan COVID-19. Dan apabila pun korban COVID19 meninggal dunia, masyarakat pun diharapkan memberikan empati agar tidak lagi terjadi penolakan jenazah yang baru-baru ini terjadi. Ini juga membutuhkan edukasi yang jelas agar tidak terjadi kesimpang-siuran tentang hal ini," tegasnya.
Khusus kepada pemerintah, Rico berharap dana miliaran rupiah yang dianggarkan baiknya di alokasikan ke alat-alat medis yang untuk penanganan COVID-19, sembako untuk masyarakat rentan, serta untuk mempersiapkan tempat-tempat karantina Korban COVID-19 apabila rumah sakit sudah penuh.