Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bogor. Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjry Djufry mengatakan, akan melakukan kajian mendalam untuk pemanfaatan minyak atsiri karena berpotensi mampu menghambat dan mencegah COVID-19. Salah satu senyawa dari minyak atsiri yang telah banyak dilaporkan sebagai antivirus dan antimikroba adalah 1,8-cineol.
"Balitbangtan akan melakukan kajian lebih lanjut untuk pemanfaatan minyak atsiri yang mengandung 1,8-cineol maupun bahan-bahan herbal lain yang berpotensi untuk mengurangi terjadinya infeksi virus, jamur atau bakteri lainnya sebagai sediaan bahan dalam industri farmasi," kata Fadjry, Rabu (8/4/2020).
Fadjry menyebut, tanaman penghasil minyak atsiri yang ada di Indonesia disebut memiliki kandungan 1,8-cineol yang paling tinggi dibanding yang tumbuh di negara lain. Minyak atsiri yang dihasilkan dari 17.500 lebih spesies tanaman ini tidak hanya digunakan oleh industri parfum, atau aroma makanan, tapi juga digunakan untuk obat pada manusia terutama sebagai antimikroba.
"Beberapa tanaman atsiri yang mengandung 1,8-cineol antara lain Eucalyptus sp., Melaleuca cajuputi, dan Thymus sp. Diantara tanaman atsiri tersebut, Eucalyptus sp. memiliki kandungan 1,8-cineol yang paling tinggi," sebut Fadjry dalam keterangannya.
"Diantara spesies ecalyptus tersebut, E. globulus memiliki kandungan 1,8-cineol yang paling tinggi. Minyak atsiri dari E. globulus yang tumbuh di Australia memiliki kandungan 1,8-cineol 81,1-90%, Montenegro 85,8%, Italia 84,9%, dan Indonesia 86,5%," ucap dia.
Menurutnya penggunaan minyak eucalyptus dengan kandungan 1,8-cineol yang tinggi mampu mengendalikan Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) hingga 88 persen. Penggunaan minyak atsiri dilaporkan dapat menekan kemampuan infeksi virus hingga lebih dari 96 persen dengan adanya kandungan 1,8-cineol.
"Minyak atsiri ini juga dapat melindungi hewan percobaan dari infeksi virus influenza A yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza). Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa perlakuan 1,8-cineol dapat meningkatkan perlindungan terhadap infeksi virus influenza termasuk virus influensa H1N1," bebernya.
Selain sebagai antivirus, minyak atsiri dari eucalyptus dengan kandungan 1,8-cineol ini juga digunakan sebagai antiseptik seperti untuk bakteri atau jamur.
Minyak atsiri ini telah dilaporkan efektif mengendalikan Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus (bakteri), Penicillium digitatum, Aspergillus falvus, A. Niger, Mucor spp., dan Rhizopus nigricans. Bahkan 1,8-cineol telah digunakan untuk beberapa produk kesehatan khususnya obat kumur.(dtc)