Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) memberikan bantuan benih lele Mutiara (Mutu Tinggi Tiada Tara) ke Pondok Pesantren Minhajut Thalibin, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kepala BRSDM Sjarief Widjaja, menyampaikan di tengah wabah COVID-19, ekonomi masyarakat tidak boleh lesu. Karena itu, pihakya melakukan riset pengembangan lele Mutiara sebagai upaya membantu meningkatkan perekonomian khususnya di pesantren.
"Ini merupakan salah satu kegiatan BRSDM, dalam rangka membangun new entrepreneur dalam sektor perikanan di kalangan santri, namanya pesantrenpreneur. Kita berharap, selain dari kegiatan riset, sinergi budidaya bioflok ini juga dapat menjadi sebuah nilai tambah bagi ponpes dalam mengembangkan kewirausahaan serta memenuhi kebutuhan sumber protein," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020).
Sebanyak 6.000 benih berukuran 5-7 cm lele Mutiara pun didistribusikan ke Ponpes Minhajut Thalibin. Tak hanya itu, BRPI juga menyiapkan sarana penunjang seperti kolam bioflok serta kebutuhan pakan. Dalam pelaksanaannya, pendistribusian benih lele Mutiara dilakukan sesuai SOP dalam menangkal wabah COVID-19.
Kepala BRPI, Joni Haryadi memaparkan bahwa lele Mutiara memiliki berbagai keunggulan, diantaranya yakni, laju pertumbuhan tinggi dan lama pemeliharaan singkat. Lama pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan pada tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari.
"Strain unggul ikan lele Mutiara perlu disebarluaskan penggunaannya kepada masyarakat pelaku usaha budidaya ikan lele di seluruh Indonesia, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ikan lele nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dan masyarakat pelaku ekonomi ikan lele. Untuk meningkatkan laba lele Mutiara, nantinya ikan hasil panen juga dapat dijadikan produk olahan, seperti bakso, sosis dan lainnya," jelasnya.
Di samping itu, lele Mutiara juga memiliki keseragaman ukuran relatif tinggi, daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi, toleransi lingkungan relatif tinggi, serta produktivitas relatif tinggi. Dimana produktivitas pada tahap pembesaran 20-70 persen lebih tinggi dibandingkan dengan benih-benih strain lainnya.
Pendistribusian bantuan benih lele Mutiara pun disambut baik oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Minhajut Thalibin, KH Machfudz Romly. Pihaknya menyampaikan ucapan terimakasih kepada BRPI yang sudah memberikan bantuan berupa kolam bioflok, benih dan pakan.
"Mudah-mudahan bermanfaat dan berkah bagi kami santri di Ponpes Minhajut Thalibin. Bantuan ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran siswa dalam mengelola hal baru, yakni membudidayakan lele bioflok. Kami juga berharap program ini dapat terus berlanjut," ujarnya.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Rahmat Hidayat Djati juga turut mengapresiasi langkah BRPI dalam melakukan riset dan pengembangan budidaya lele Mutiara. Menurutnya, riset dan pengembangan yang dilakukan di bidang perikanan dengan menggandeng pesantren akan berdampak positif untuk perkembangan ekonomi. Jika itu sukses, maka santri bisa memiliki sektor usaha yang dapat langsung digarap saat pulang dari pesantren. dtc