Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bisa dikatakan, semua orang merasakan susahnya kehidupan di masa pandemi corona sekarang ini. Sudah susah mencari uang, orang pun dilarang keluar rumah. Sangkin susahnya, tak pelak, sampai ada yang membandingkannya dengan situasi di masa PKI (Partai Komunis Indonesia). Termasuk Oppung Br. Harahap. Perempuan tua berusia 74 tahun ini adalah seorang pedagang di warung kopi di Jalan Majapahit Medan.
"Sekarang ini jauh lebih susah dari zaman PKI. Kalau masa PKI kita masih dikasih beras, kacang hijau, gula, baju. Sekarang cuma beras 5 kg untuk dua bulan," kata Harahap membuka cerita kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (25/4/2020).
Dia mengenang, di masa PKI itu, meski kondisi tidak aman, tapi tidak ada larangan keluar rumah. Orang boleh ke gereja atau masjid. Hanya saja setiap orang disuruh menggali lubang letter L dan di sekeliling lubang ditanami pohon pisang.
"Katanya lubang itu tempat sembunyi, kalau ada yang menyerang. Tahu-tahunya lubang itu kuburan kita kalau kena tembak," kata Harahap. Tidak persis dijelaskan Harahap siapa maksudnya yang menembak.
"Ini hari apa? Setiap hari sama kurasa. Enggak ada bedanya. Karena minggu pun tak ada orang ke gereja. Jumat tak ada ke masjid, di rumah terus," kisahnya lagi.
Perempuan ini mengaku membuka lapaknya sekadar menghindari suntuk. Itupun hanya sampai tengah hari dan membatasi pembeli yang minum di warung. Diakuinya di usianya yang ke-74 tahun itu, ini merupakan pengalaman yang paling susah yang pernah dirasakannya.
"Betul lebih parah dibanding zaman PKI," katanya berulang-ulang.