Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Malang benar nasib Deny Syahputra dan istrinya Hawiyah. Meski terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sejak 2018, keluarga yang bermukim di Jalan HM Said, Gang Juki, Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur tidak pernah menerima sepeserpun bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) tersebut.
"Kartu PKH yang juga kartu ATM BRI sudah dapat sejak 2018, sampai sekarang kalau dicek saldonya tetap nol," ujar Deny saat mendatangi Kantor Camat Medan Timur, Selasa (28/4/2020).
Ditempat itu, Deny bertemu pendamping PKH Ivan Julino Fernandes Pardede. Deny bercerita bahwa yang menjadi KPM PKH adalah istrinya yang bernama Hawiyah.
"Katanya yang diterima itu Rp1.125.000/3 bulan. Tapi, sampai hari ini sepeserpun kami tidak menerima," tuturnya.
Ia bercerita awalnya tidak begitu memikirkan bantuan dari pemerintah tersebut, karena pendapatannya sebagai pedagang kaki lima (PKL) cukup.
"Kalau sebulan terakhir sama sekali hilang pendapatan, karena tidak bisa berjualan. Makanya berharap bantuan pemerintah ini, sejauh ini cuma beras 5 kg dari Pemko Medan yang kami terima," ungkapnya.
Pendamping PKH, Ivan Julino Fernandes Pardede, menyebut persoalan yang dialami oleh Deny Syahputra dan istrinya Hawiyah adalah masalah administrasi. Di mana, tercetak dua rekening BRI atas nama Hawiyah yakni di BRI Cabang Sutomo dan Cabang Thamrin.
"Kartu yang diterima keluarga pak Deny itu BRI cabang Sutomo, tapi uangnya di kirim ke rekening yang ada di BRI Cabang Thamrin, makanya saldonya terus nol," ungkapnya.
Dari 280 KPM PKH yang diurusinya, Ivan mengaku persoalan Deny Syahputra dan isteri bukanlah satu-satunya. "Ada 70 KPM PKH yang mengeluhkan persoalan sama. Saya sudah laporkan ke koordinator kota persoalan ini, cuma memang belum ada jawaban, katanya sudah di teruskan laporannya ke Kemensos," bebernya.