Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Lebaran masih masih jauh. Tapi arus mudik dari kota Medan ke luar kota sudah mulai mengalir. Namun malang tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih.
Hingga Minggu (3 Mei) sudah 533 kendaraan bus, mobil, dan sepeda motor dipaksa putar balik oleh Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Sumatera (Poldasu) alias kembali ke kota Medan.
Rupanya, tak hanya para perantau di Jabodetabek yang dilarang mudik sejak ditetapkannya pelarangan mudik oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sejak 24 April lalu lalu. Juga di daerah ini, demi memutus persebaran Covid-19.
(Dirlantas) Poldasu Kombes Pol Kemas Ahmad Yamin, Minggu (3/5/2020) mengatakan, bahwa kendaraan-kendaraan tersebut terdiri dari 88 bus, 238 kendaraan roda empat, dan 207 sepeda motor.
Jumlah kendaraan terbanyak diputar balik, terdapat di wilayah hukum Polres Deliserdang yaitu sebanyak 182 kendaraan. Kemudian disusul Polres Siantar sebanyak 146 kendaraan, dan Polres Tebing Tinggi sebanyak 77 kendaraan.
Lalu, Polres Tanah Karo sebanyak 53 kendaraan, Polres Binjai 41 kendaraan, Polres Labuhanbatu 19 unit, Polres Samosir 10 unit, Polres Batubara 4 unit dan Polres Tapsel 1 kendaraan.
Kecil kemungkinan para pemudik bisa lolos. Sebab petugas mendirikan check point di pintu-pintu keluar masuk kota Medan. Yakni, di perbatasan antarkota di Sumatera Utara. Bahkan, di perbatasan dengan provinsi tetangga, Aceh, Riau dan Sumatera Barat.
Tak ayal, warga kota Medan yang berasal dari berbagai daerah terpaksa rela tak berlebaran di kampung halaman. Kehendak untuk menikmati wisata domestik di kampung halaman terpaksa ditunda hingga lebaran tahun depan.
Bersenda gurau dengan sanak famili maupun sahabat di masa kecil tak kesampaian. Termasuk menikmati kuliner lokal yang sudah lama tak dikecap kini tinggal angan-angan.
Tapi tidak mengapalah, Saudara. Mematuhi larangan mudik demi keselamatan bersama dari sergapan Covid-19 akan menambah cinta kepada kampung halaman. Bak kata pepatah, jauh di mata dekat di hati.
Toh, masih bisa berkomunikasi melalui HP atau video call dengan handai tolan. Jika ada rejeki, kirimkanlah oleh-oleh ke kampung halaman, terkhusus kaun du’afa, pengganti diri sebagai pengobat rindu. Mudik dengan hati, bukan badan, syahdu juga.