Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara mengaku banyak masuk pesan ke WhatsApp-nya menanyakan kejelasan para tenaga medis covid-19 di Sumut yang dikabarkan mogok dan di-PHK.
Banyak isu yang menurutnya tidak karu-karuan soal ketidakberesan rumah sakit covid-19 dan tidak terawatnya para pasien covid-19.
Ada yang bilang para dokter dan suster berhenti dan tak mau lagi merawat pasien covid-19. Dan karena banyaknya informasi yang beredar, membuat dirinya sempat berpikirian negatif.
"Saya sampai mengambil keputusan begini. Saya telepon itu si orang kesehatan, telepon sama si Ginting (Franciscus Direktur RS Martha Friska), saya bilang ajari saya bagaimana saya bisa merawat pasien corona. Ajarin saya, privat untuk saya secepat mungkin," kata Edy Rahmayadi dihadapan tenaga kesehatan usai meninjau kondisi pasien dan kesiapan tenaga medis di RS Martha Friska Multatuli Medan, Selasa (05/05/2020).
Tujuan Edy minta diajari adalah jika para tenaga kesehatan itu tidak bersedia merawat, maka dirinya yang merawat.
"Pada saatnya, maaf ini saya negatif thinking. Rupanya ini salah. Tapi saya harus lakukan. Saya harus segera belajar. Jadi nanti kalau aparat kesehatan ini sudah tak mau lagi menangani saudara-saudara kita, rakyat-rakyat kita yang saya cintai ini, yang sedang sudah, biar saya yang melakukan. Yang penting ajari saya. Jangan sempat saya tidak bisa, bukan malah sembuh, dia malah tak karu-karuan nanti," sebut Edy.
Namun niatnya untuk belajar itu, akhirnya diurungkannya. Sebab sudah dibuktikannya bahwa para tenaga medis bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
"Tapi saya lihat ini oh tidak. Saya tidak, hanya ada orang-orang ajalah yang kepingin macam-macamlah, mungkin begitu," tambah Edy.
Gubernur bahkan mengapresiasi kinerja para tenaga medis mulai dari dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Diberikannya uang bukaan (beli makan berbuka puasa) kepada 104 tenaga medis yang bertugas di sana. Per orang sebanyak Rp 200.000.
Tak hanya kepada para tenaga medis, Gubernur Edy juga memberi uang apresiasi kepada 41 tenaga pengamanan yang ada di rumah sakit itu. Jumlahnya sama, yakni Rp 200.000 per orang.