Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padang Sidimpuan. Suriati (57) warga Desa Pal 4 Pijorkoling, Kecamatan Padang Sidimpuan Tenggara, Kota Padang Sidimpuan, boleh dikata sedikit bisa bernapas lega, walau belum menerima uangnya langsung. Ia sudah didaftarkan sebagai penerima bantuan langsung tunai (BLS) dari Desa Palopat Pijorkoling. Suwaji, suaminya, sudah menandatangani surat pernyataan keluarga miskin yang diketahui oleh Kepala desa Palopat Pijorkoling, Rizki Ovenji.
Yang membuat pernyataan di kantor kepala desa Palopat Pijorkoling ternyata tidak sendiri Suwaji, tapi sejumlah warga lain, di antaranya Selamat ikut diterima sebagai salah satu yang akan menerima BLT tersebut.
Sementara itu, Lurah Sihitang, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Fadlan, menyangkal penjelasan Armani, nenek yang masuk kategori lansia tersebut tidak mendapat bantuan. Dan tidak mengaku sebagai peserta pada Program Keluarga Harapan (PKH).
"Dia sudah masuk penenima PKH sehingga tidak lagi dimasukkan sebagai penerima BLT yang sekarang," katanya, Rabu (13/05/2020).
Plt Kepala Dinas Sosial Kota Padang Sidimpuan, Daulat Parlaungan, belum bisa memastikan Armani masih aktif sebagai penerima PKH atau kapan terakhir menerima dana dari program ini.
Sebelumnya, Suriati terlihat pasrah berpangku dagu karena dia tidak termasuk yang didata paratur desa. Dia hanya bertepuk dada melihat warga sekitar berangkat ke kantor pos membawa kartu keluarga untuk mencairkan bantuan langsung tunai (BLT) Rp 600.000 untuk pencairan tiga bulan.
Dalam pikirannya kalau dia dapat tentu sangat membantu dalam menambah kebutuhan keluarga. Apalagi suaminya hanya seorang pedagang es crem keliling.
Orang yang tidak mendapat BLT itu ternyata tidak dirinya saja. Intan yang sudah berkeluarga dan tinggal di samping rumahnya juga tidak terdata sebagai penerima.
"Kami tidak pernah nerima bantuan, kalau pun ada beberapa hari lalu hanya dapat bantuan beras satu tabung ditambah minyak dan telur dari tetangga," kata, Surati sambil air matanya berlinang, Senin (11/5/2020).
Ternyata keluarga ini tidak menerima bantuan baik Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau penerima Raskin. Padahal keluarga ini tinggal di rumah papan sekitar 4 meter kali lima meter saja diatas tanah numpang. Tapi keluarga ini luput dari hitungan penerima bantuan disaat sulit stay at home demi memutus rantai Covid-19.
Surati sendiri hanya sebagai tukang cuci dan suami kini menjadi penarik beca karena bulan puasa. Penghasilannya tidak sesuai dengan kebutuhan yang semua serba mahal di bulan puasa
Demikian juga Intan (21) isteri dari M Azhari tidak pernah menerima BLT tersebut, padahal keluarga ini termasuk terdampak Covid-19 karena suaminya tidak lagi bekerja sebagai kuli bangunan. Sementara dia sendiri terpaksa ikut mamaknya mencuci kain milik orang. Keluarga yang sudah memiliki 2 orang anak berharap pemerintah bisa melihat kondisi keluarga mereka dan memberikan bantuan. "Kami sangat berharap, karena kami sangat kesulitan saat ini,"kata Intan.
Ternyata kasus penerima bantuan terdampak Covid-19 ini tidak hanya dialami Suriati dan Intan Inrayani (21). Namun warga lainnya juga masih banyak yang belum terdata dan penerima BLT tersebut. Di tempat lain juga warga kelurahan Sihitang Armani dan Selamat yang sebelumnya penerima bantuan raskin kali ini tidak ikut menerima bantuan langsung tunai.
"Tidak ada sama kami bantuan, hanya beberapa hari lalu saja dikasih beras setabung berikut telur dan minyak itu pun sudah habis," katanya.
Bantuan langsung terdampak Covid-19 juga dia tidak dapatkan. Dan dia tidak termasuk penerima PKH. "Saya tidak dapat bantuan langsung yang katanya Rp.600.000 per bulan," ujar Armani (69) wanita lansia itu sambil berjalan membungkuk meninggalkan wartawan.
Armani sendiri seorang wanita lanjut usia yang tinggal sebatang kara dirumah dinding papan di kelurahan Sihitang, Kecamatan Padang Sidimpuan Tenggara, Kota Padang Sidimpuan ini. Keseharian Armani hanya sebagai pedagang ketengan minyak bensin di pinggir jalan lintas Sumatera di Lingkungan IV, Kelurahan Sihitang.
Rasa iba juga dirasakan warga Desa Salambue, Kecamatan Padang Sidimpuan Tenggara, Kota Padang Sidimpuan, Mara (67) dan sejumlah keluarga miskin lainnya tidak memperoleh bantuan langsung tunai sebagaimana tetangga mereka yang justru lebih mampu kehidupannya dari mereka.
Asisten II Pemko Padang Sidimpuan, Rahuddin Harahap membenarkan masih banyaknya warga masyarakat miskin yang belum tersentuh bantuan langsung tunai yang dilontorkan pemerintah baik itu melalui program PKH, BNPT, maupun BLT.
"Bantuan yang diluncurkan pemerintah sejauh ini sebenarnya sudah banyak patut kita syukuri, namun tidak berkeadilan ketika tidak terkordinir dengan baik,"kata Rahuddin.
Dia juga menjelaskan bantuan sembako yang di berikan pemerintah daerah sebelumnya terlebih dahulu melalui musyawarah bersama kepala desa/lurah dan perangkat yang di ikuti para tokoh masyarakat seperti BPD dan LPM agar bantuan tersebut tepat sasaran dan tidak terjadi tumpang tindih dengan penerima bantuan pusat seperti PKH dan BPNT. "Kita juga berharap kordinasi yang baik antara instansi lain agar bantuan tersebar secara merata dan berkeadilan," katanya.
Saat ini bantuan dari instansi lain, dari partai politik dari Pemerintah daerah sudah digolontorkan begitu juga bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat.
"Kita terus memantau perkembangan di lapangan dan terus mencari solusi agar masyarakat yang memenuhi syarat dibantu tidak terabaikan. Insya Allah dalam mendekati lebaran ini pemerintah kota Padangsidimpuan masih akan memberikan bantuan lanjutan kepada warga terdampak Covid-19," katanya.