Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. "Jangan latah. Apa sih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)?", kata Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, menjawab wartawan, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Kamis (14/05/2020).
Gubernur Edy Rahmayadi ngotot tak mau mengambil kebijakan PSBB, meskipun jumlah pasien positif terinfeksi covid-19 terus bertambah di Sumut, yang bahkan sudah menembus angka 200 orang.
Terakhir berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut per kondisi Kamis (14/05/2020) sore, jumlahnya sudah mencapai 202 orang.
Bahkan Gubernur Edy Rahmayadi mengaku tak mengenal apa itu PSBB. "Waduh saya tak sampai ke situ. Saya tak kenal PSBB ini. Saya adalah sistem cluster, zona Deli Serdang, Kota Medan, Kota Binjai," katanya.
Dijelaskannya lagi, di 3 kota itu yang dibentuk cluster-cluster. "Di cluster Kota Medan, ada satu yang disiapkan tempat, ada 100, yang untuk diisolasi apabila orang itu ditemukan hal-hal yang mengarah ke covid," jelas Edy.
Hingga saat ini pun, tambah Edy, belum ada ditemukan vaksin penangkal virus corona. Karenanya agar virus corona tak berkembang, yang perlu dilakukan adalah tetap di rumah (stay at home), atur jarak dan hindari kerumunan.
Namun Edy membantah jika pemerintah disebut lambat menangani virus corona ini. "Tidak lambatlah. Bukan, bukan pemerintah lambat, dunia ini lambat karena memang obatnya belum ada," sebutnya.
Yang justru mengobati virus corona itu, menurut Gubernur Edy Rahmayadi rakyat itu sendiri. "Obatnya adalah orang per orang, rakyat itu obatnya. Dengarkan omongan pemerintah, taati omongan perintah. Meminta kepada Tuhan, cepatlah ambil makhlukMu ini ya Tuhan, baru bisa selesai," pungkas Edy.
Sebelumnya, Gubernur Edy pada Senin (11/05/2020), mengatakan penanganan dan pencegahan virus corona di Medan, Binjai dan Deli Serdang selama ini dinilai kurang efektif dan butuh tindakan yang lebih efektif lagi.
Medan, Binjai dan Deli Serdang menjadi satu cluster penanganan covid-19. Di 3 kota itu, disatukan gerakan dan upaya untuk memutus penularan virus corona.
Pasalnya di 3 daerah itu, seperti Medan dan Deli Serdang, jumlah pasien positif covid-19 terus bertambah.
Penyatuan cluster penanganan di 3 daerah itu antara lain karena letak geografis yang berdekatan atau saling berbatasan, sama-sama ramai dan warganya saling keluar masuk antar 3 daerah itu.