Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor April 2020 sebesar US$ 12,19 miliar. Angka ini turun 7,02% dibandingkan posisi pada bulan yang sama tahun lalu.
Jika dibandingkan Maret 2020 angkanya juga turun 13,33%. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, penurunan ekspor terjadi di migas dan nonmigas.
"Kalau penyebabnya bahwa ekspor migas kita turun 6,55%, sementara nonmigas turun 13,66%. Khusus migas ini pada april 2020 tidak ada ekspor minyak mentah, sementara hasil minyaknya naik tapi harga minyaknya turun," katanya dalam jumpa pers virtual, Jumat (15/5/2020).
Menurutnya, ekspor yang melambat ini sejalan dengan ekonomi berbagai dunia yang mengalami pelemahan dan kontraksi. Di sisi lain angka inflasi Indonesia dan berbagai negara lain juga alami perlambatan, mengindikasikan permintaan melemah.
"Maret-April terjadi penurunan harga komoditas signifikan, misalnya minyak mentah ICP Maret 2020 masih US$ 34,23 per barel. Pada April ICP turun tajam menjadi US$ 20,66 per barel, artinya turun sebesar 39,6% bahkan kalau year on year penurunannya curam 69,8%," katanya.
Selain itu, hampir semua komoditas harganya turun selama Maret-April 2020. Misalnya harga minyak sawit dari Maret ke April turun 4,1% dan batu bara turun 12,14%.
"Bahkan harga batu bara dibandingkan April 2019 turun tajam yaitu 32,5%. Contoh lain lagi karet dari Maret ke April turun 11,3%, komoditas non migas lainnya adalah alumunium, cokelat, tembaga, nikel, dan seng," imbuhnya.
Namun ada komoditas non migas yang harganya meningkat, seperti minyak kernel, emas, dan perak.(dtf)