Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) melambung ke level RM 2.164/metrik ton dari sebelumnya RM 2.000/metrik ton. Bahkan CPO sudah sempat anjlok di bawah RM 2.000/metrik ton pada pekan lalu. Kinerja harga CPO yang melambung didongkrak oleh sejumlah sentimen positif diantaranya kenaikan harga minyak mentah dunia. Sentimen paling utama yakni progres positif dari temuan vaksin untuk corona.
Sentimen tersebut membuat sejumlah harga komoditas mengalami kenaikan tanpa terkecuali harga CPO. "Kenaikan harga CPO ini tentunya akan menjadi kabar baik bagi pelaku pasar. Dan diyakini akan menjadi salah satu sentimen baik bagi pasar keuangan juga," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (20/5/2020).
Tentunya kenaikan harga CPO ini akan memberikan efek positif bagi petani sawit. Akan tetapi, setelah lebaran petani baru akan menikmati kenaikan harga CPO tersebut. Dengan catatan tidak ada tekanan terhadap harga CPO ke depan yang justru merusak ekspektasi semua pihak.
Tapi begitupun, CPO masih dibayangi banyak sentimen negatif. Mulai dari pasokan yang melimpah, tensi perang dagang yang meningkat ditambah dengan konflik di laut Cina Selatan. Semuanya masih membuka peluang bagi harga CPO untuk terkoreksi.
Namun, jika kondisi ekonomi mampu kembali normal di bulan Juni mendatang atau pemerintah pada akhirnya memilih melonggarkan PSBB atau meniadakannya, maka tren konsumsi BBM akan mengalami kenaikan.
"Dan disaat itu pula konsumsi CPO untuk kebutuhan biosolar juga berpeluang mengalami kenaikan. Semoga semua harapan itu bisa terlaksana nantinya," kata Gunawan.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, harga TBS sawit di tingkat petani sepekan terakhir cukup bervariasi. "Harganya berkisar Rp 900 hingga Rp 1.300-an/kg. Sebenarnya di petani cenderung ada penurunan. Tentu diharapkan dengan kenaikan harga CPO saat ini, harga yang diterima petani bisa naik kembali," katanya.