Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Defisit transaksi berjalan triwulan I-2020 tercatat US$ 3,9 miliar atau 1,4% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 8,1 miliar atau 2,8% dari PDB. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya impor sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik.
Mengutip keterangan resmi Bank Indonesia (BI), Rabu (20/5/2020), penurunan defisit transaksi berjalan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang, disertai dengan penurunan defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer.
"Perbaikan surplus neraca perdagangan barang disebabkan oleh penurunan impor seiring dengan permintaan domestik yang melambat, sehingga mengurangi dampak penurunan ekspor akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia," bunyi keterangan tersebut.
Defisit neraca jasa juga membaik dipengaruhi oleh penurunan defisit jasa transportasi sejalan dengan penurunan impor barang, di tengah penurunan surplus jasa travel akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Di samping itu, perbaikan defisit neraca pendapatan primer sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik, turut mendorong penurunan defisit transaksi berjalan.
Lebih lanjut, transaksi modal dan finansial triwulan I 2020 menurun signifikan, di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Transaksi modal dan finansial defisit sebesar US$ 2,9 miliar, terutama dipengaruhi oleh defisit investasi portofolio, setelah pada triwulan sebelumnya surplus sebesar US$ 12,6 miliar.
"Defisit investasi portofolio ini dipicu besarnya aliran modal keluar akibat kepanikan pasar keuangan global terhadap pandemi COVID-19," tulis BI.
"Dengan perkembangan tersebut, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) triwulan I-2020 defisit sebesar US$ 8,5 miliar, dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2020 sebesar US$ 121,0 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional," tutup keterangan BI.(dtf)