Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Penyanyi Via Vallen menceritakan kisah adiknya yang dites negatif saat rapid test atau non reaktif, namun ketika diuji melalui test swab, hasilnya positif terjangkit virus corona. Pemerintah 'tidak kaget' dengan cerita seperti ini, bahkan sudah mengetahui penyebabnya.
"RT (rapid test) sering tidak akurat. Test PCR swab 97% akurat," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, Senin (25/5/2020).
Ketika ditanyakan rapid test marak digunakan sejumlah rumah sakit, namun tak akurat. Doni menduga rumah sakit tersebut belum memiliki mesin test swab.
"Mungkin karena belum punya mesinnya," ujar Doni.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto senada dengan Doni. Yuri, sapaan akrab Yurianto, mengatakan tingkat sensitifitas rapid test rendah.
"Sensitifitas rapid tes rendah," ucap Yuri.
Yuri mengatakan hasil rapid test sering menunjukkan negative false atau negatif palsu. Yuri menyarankan untuk langsung menggunakan test swab.
"Negatif palsu sering terjadi saat infeksi masih < 6-7 hari, karena tubuh belum mampu memberi respon keberadaan virus (Imunoglobulin M) belum terbentuk, padahal virusnya sudah ada. Mestinya diulang 10 hari lagi atau langsung swab," sebut Yuri.(dtc)