Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Quito. Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di sejumlah kota di Ekuador untuk memprotes langkah-langkah ekonomi drastis yang diterapkan Presiden Lenin Moreno untuk mengatasi krisis pandemi virus Corona.
Moreno pekan lalu mengumumkan pemotongan anggaran belanja publik termasuk penutupan perusahaan-perusahaan negara dan kedutaan-kedutaan besar di seluruh dunia. Namun serikat pekerja mengatakan bahwa para pekerja membayar harga yang tidak proporsional dibandingkan dengan para elite Ekuador.
"Protes ini karena pemerintah memecat pekerja agar yang kaya tidak membayar gaji," ujar Mecias Tatamuez, kepala serikat pekerja terbesar di Ekuador, Unitary Front of Workers (FUT), kepada para wartawan dalam sebuah aksi demo di kota Quito, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (26/5/2020).
Sekitar 2.000 orang berbaris Quito, ibu kota Ekuador pada Senin (25/5) waktu setempat, sembari mengibarkan bendera dan spanduk serta meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.
Para demonstran mengenakan masker dan menghormati langkah-langkah social distancing yang direkomendasikan terhadap penyebaran virus Corona, yang telah menyebabkan setidaknya 3.200 kematian di negara itu. Pihak berwenang bahkan mengatakan lebih dari 2.000 kematian lainnya karena Corona mungkin terjadi.
Demonstrasi ini juga terjadi di beberapa kota lain, termasuk Guayaquil, pusat krisis kesehatan Ekuador, di mana para pemimpin serikat mengatakan ratusan orang meramaikan aksi demo itu.
Sebelumnya, Moreno memerintahkan penutupan kedutaan-kedutaan Ekuador, pengurangan staf diplomatik dan menutup tujuh perusahaan negara sebagai bagian dari langkah-langkah yang dirancang untuk menghemat sekitar US$ 4 miliar.
Moreno juga mengumumkan likuidasi maskapai TAME, yang telah kehilangan lebih dari US$ 400 juta selama lima tahun terakhir.
Pemerintah Ekuador menyebut bahwa pandemi Corona sejauh ini telah merugikan ekonomi setidaknya US$ 8 miliar.
Jam kerja sektor publik telah dipotong 25 persen, dengan potongan gaji 16 persen. Moreno mengatakan bahwa sekitar 150.000 orang telah kehilangan pekerjaan karena pandemi Corona.
Ekuador telah mengalami kesulitan ekonomi sebelum pandemi Corona melanda, karena utang yang tinggi dan ketergantungannya pada minyak. IMF memperkirakan bahwa ekonomi negara tersebut akan menyusut 6,3 persen tahun ini, penurunan paling tajam dari negara mana pun di Amerika Selatan.(dtc)